Kalau Pers Bisa Begini, Indah Sudah Dunia ...

January 25, 2010
sepatu orthopadi orthoshoping.com sepatu untuk koreksi kaki pengkor/ bengkok pada balita arrow
Ads orthoshop info
sepatu orthopadi orthoshoping.com sepatu untuk koreksi kaki pengkor/ bengkok pada balita arrow
Ads orthoshop info

sepatu orthopadi orthoshoping.com sepatu untuk koreksi kaki pengkor/ bengkok pada balita arrow
Ads orthoshop info

Yups, Tom Rosenstiel & Bill Kovach aren't moslem - don't even  quite sure are they believe in any religion - tapi cukuplah seorang jurnalis "berdosa" jika tak berusaha menaati petuah mereka. Masalahnya, masih banyak yang beranggapan bahwa pedoman, panduan, bahkan kitab suci - dihadirkan ke muka bumi ... untuk dilanggar.

Ayolah kawan, tak perlu menunggu disemprit Dewan Pers, meradang bila diserang, sedangkan 9 Elemen Jurnalisme tinggal jadi utopia ...


Kusalin langsung dari http://www.journalism.org/resources/principles. Silakan teliti detailnya di situ. Kalau malas baca versi Inggris-nya, ya digoogle translate ajah. Sok atuh.



Principles of Journalism


The central purpose of journalism is to provide citizens with accurate and reliable information they need to function in a free society.

Over time journalists have developed nine core principles to meet the task. They comprise what might be described as the theory of journalism: 

1. Journalism's first obligation is to the truth  
~ Kewajiban pertama jurnalisme adalah pada kebenaran

Khususon ilaa akhi Turyanto: Tak perlu getir bicara kebenaran. Kebenaran tak selamanya relatif. Ada kebenaran yang didasari oleh practical sense dan disepakati oleh masyarakat lintas geografis dan demografis ...


2. Its first loyalty is to citizens
~ Loyalitas utamanya adalah pada warga negara, bukan pada pemilik kepentingan atau pengiklan

This commitment to citizens first is the basis of a news organization's credibility, the implied covenant that tells the audience the coverage is not slanted for friends or advertisers
Mas Juwe, sekalipun ngga nyumbang komentar, tapi kubaca sungguh-sungguh statusmu soal ini ....  


3. Its essence is a discipline of verification 
~ Esensinya ada pada disiplin verifikasi


Ketika kerja jurnalis dibatasi tenggat dan target 4-5 berita per hari, ditambah bias dan pre-condition thinking yang sudah ada dalam benak, kedekatan secara emosional dengan narasumber (baik karena kekerabatan atau ada faktor balas jasa ..), adakah disiplin verifikasi informasi ini masih sesungguh hati ditegakkan?


Tak heran, jurnalisme investigasi menjadi cabang jurnalistik yang demikian heroik, tapi sepi peminat karena alasan tenggat dan target.

Keengganan untuk memverifikasi, tak jarang berbuah fitnah yang tak bisa diselesaikan hanya dengan memenuhi hak jawab. Haloow, darimana terminologi trial by the press berasal?

4. Its practitioners must maintain an independence from those they cover 
~ Praktisinya harus menjaga independensi dari mereka yang jadi objek liputan

Independence of spirit and mind, rather than neutrality, is the principle journalists must keep in focus. While editorialists and commentators are not neutral, the source of their credibility is still their accuracy, intellectual fairness and ability to inform--not their devotion to a certain group or outcome. In our independence, however, we must avoid any tendency to stray into arrogance, elitism, isolation or nihilism.
Untuk kalimat terakhir, "menghindari tendensi untuk terjebak pada arogansi, elitisme, pengisolasian atau nihilisme."

Tanya kenapa banyak wartawan yang justru 'mengajarkan' golput? 

5. It must serve as an independent monitor of power 
~ Harus  berfungsi sebagai monitor independen kekuasaa

Journalism has an unusual capacity to serve as watchdog over those whose power and position most affect citizens. As journalists, we have an obligation to protect this watchdog freedom by not demeaning it in frivolous use or exploiting it for commercial gain.
Okeh, untuk kalimat terakhir terjemahan bebasnya: Sebagai wartawan, kita mempunyai kewajiban untuk melindungi kebebasan monitoring ini dengan tidak merendahkan secara sembrono, menggunakan atau mengeksploitasi untuk keuntungan komersial.

Dudududu ...  

6. It must provide a forum for public criticism and compromise  
~ Harus menyediakan forum bagi kritik dan kompromi publik

This discussion serves society best when it is informed by facts rather than prejudice and supposition.

Halaman koran maupun jam tayang media elektronik memang terbatas. Jika publik diberi ruang seluas-luasnya untuk ikut mengritisi konten berita, bahkan mengritisi kualitas pemberitaan, yakinlah bahwa media tersebut akan tumbuh besar. Tribun Lampung harus diapresiasi untuk orisinalitas menampilkan pendapat Tribuners (sekalipun rubrik ini juga menuai kritik karena pendapat-pendapatnya yang tidak 'dalam'. Namanya juga komentar publik ...) 

7. It must strive to make the significant interesting and relevant 
~ Harus berusaha menciptakan signifikansi yang menarik dan relevan

This means journalists must continually ask what information has most value to citizens and in what form.

8. It must keep the news comprehensive and proportional~ Harus menjaga agar berita tetap komprehensif dan proporsional

Journalism is a form of cartography: it creates a map for citizens to navigate society.
Sensasi, stereotyping, atau pemberitaan negatif secara disproporsional akan menciptakan peta yang tidak reliabel. Padahal peta itu harus berisi berita dari seluruh komunitas, bukan hanya kalangan yang atraktif secara demografis. Peta macam ini bisa dihasilkan oleh newsrooms yang berasal dari latar belakang dan perspektif yang beragam. 

9. Its practitioners must be allowed to exercise their personal conscience
~ Praktisinya harus diberi ruang untuk meyakini kesadaran nuraninya sendiri
Every journalist must have a personal sense of ethics and responsibility--a moral compass. Each of us must be willing, if fairness and accuracy require, to voice differences with our colleagues, whether in the newsroom or the executive suite. News organizations do well to nurture this independence by encouraging individuals to speak their minds. This stimulates the intellectual diversity necessary to understand and accurately cover an increasingly diverse society. It is this diversity of minds and voices, not just numbers, that matters.

Cukuplah moral compass itu jadi kata kuncinya.





Di tengah kebutuhan hidup yang menyeruak, garis mati yang mendera kalian setiap hari, kutuliskan karena kecintaan yang sangat pada jurnalistik. Bukan mau ngajarin, karena akupun masih belajar.


Semoga posting & note ini bisa dipahami sebagai kerinduan atas hadirnya jurnalis-jurnalis kredibel, handal, berintegritas. Tetaplah berjuang.





Original post http://dettifebrina.blogspot.com/


Buat para guru yang tak masuk tag note, bukan karena tak takzim, tapi karena rezim tag membatasiku.


Salam.

You Might Also Like

0 comments

stats

Flickr Images