Sejarah Gelar 'Knight Grand Cross in the Order of Bath'

May 07, 2017
sepatu orthopadi orthoshoping.com sepatu untuk koreksi kaki pengkor/ bengkok pada balita arrow
Ads orthoshop info
sepatu orthopadi orthoshoping.com sepatu untuk koreksi kaki pengkor/ bengkok pada balita arrow
Ads orthoshop info

sepatu orthopadi orthoshoping.com sepatu untuk koreksi kaki pengkor/ bengkok pada balita arrow
Ads orthoshop info
Pada tanggal 31 Oktober 2012 kemarin, Presiden RI Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY) telah menerima gelar "Knight Grand Cross in the Order of Bath"' Gelar ini cukup prestise di kalangan pemimpin negara> Bagaimanakah sejarahnya? Dalam situs resmi Kerajaan Inggris royal/gov.uk, tertera informasi soal sejarah gelar tersebut.

The Most Honourable Order of the Bath, dahulunya bernama The Most Honourable Military Order of the Bath (bahasa Indonesia:Yang Paling Terhormat Ordo Permandian), adalah gelar kesatriaan Britania Raya yang dicetuskan oleh Raja George I pada tanggal 18 Mei 1725. Nama tersebut berasal dari upacara Abad Pertengahan yang rumit untuk mengesahkan seorang kesatria, yang salah satunya adalah melalui ritual Permandian (bath). Para kesatria yang diberikan gelar tersebut dinamakan Kesatria Bath (Knights of the Bath).


Ordo ini terdiri atas Yang Berdaulat atau the Sovereign (sekarang dipegang oleh Ratu Elizabeth II), Tuan Agung atau the Great Master(yang sekarang dipegang oleh Charles, Pangeran Wales), dan tiga golongan anggota:
Knight Grand Cross/Kesatria Salib Agung (pria) atau Dame Grand Cross/Dame Salib Agung (wanita),
Knight Commander/Kesatria Komandan (pria) atau Dame Commander (wanita), dan
Companion/Kompanyon


Anggota dapat berasal dari divisi Sipil (Civil) atau Militer (Military). Sebelum tahun 1815, ordo tersebut hanya memiliki satu golongan kesatria, yakni Knight Companion, yang sekarang sudah tidak ada lagi. Para pemegang gelar sekarang biasanya pejabat militer senior atau pegawai sipil. Orang asing dan warga negara Persemakmuran yang kepala negaranya bukan Sang Ratu dapat dijadikan Anggota Kehormatan (Honorary Members).


Gelar 'Bath' sebetulnya berasal dari ritual mandi atau membersihkan diri, terinsipirasi dari mandi dalam proses pembaptisan. Ini adalah simbol dari upaya penyucian diri, sebuah proses persiapan seorang kesatria Britania sebelum bertugas. Penghargaan ini tak akan diberikan sebelum para kandidat sudah mempersiapkan diri dengan berbagai ritual seperti puasa, berdoa, dan membersihkan dirinya dengan mandi.Gelar the Order of Bath pada awalnya diberikan pada para tentara dan beberapa masyarakat sipil. Penerima gelarnya selalu pria. Baru pada tahun 1971, ada seorang wanita yang diberi penghargaan tersebut untuk pertama kalinya. Susunan pemberi gelar terdiri dari pemangku kedaulatan (ratu), seorang Great Master (Pangeran Wales) dan tiga anggota dari kelas berbeda.


Ritual mandi untuk menciptakan seorang kesatria tercatat dilakukan oleh Raja William I. Saat itu dia memandikan bocah 15 tahun bernama Geoffrey Count of Anjou pada tahun 1128 yang belakangan menjadi kesatria. Pada saat pengangkatan Henry V sebagai raja tahun 1413, dia juga melakukan ritual yang sama untuk para kesatria. Namun akhir abad ke-15, ritual mandi ini mulai hilang. Namun seremoni pemberian gelar dengan sebutan 'Knights of the Bath' masih dilakukan.


Pada tahun 1725, saat George I menjadi raja, pemberian gelar dihidupkan kembali untuk memenuhi keinginan Perdana Menteri Britania Raya pertama, Sir Robert Walpole yang menginginkan adanya tambahan penghargaan politik. Tahun 1815, saat era perang Napoleon berakhir, Pangeran Regent (Raja George IV) membuat dua divisi dalam penghargaan ini, yaitu untuk militer dan sipil. Kemudian sejak tahun 1825, ritual mandi dalam pemberian penghargaan ini resmi dihilangkan. Begitu juga dengan ritual puasa.






Kepala negara Britania adalah pemegang posisi Yang Berdaulat dari Order of the Bath. Sama dengan semua gelar kehormatan, kecuali yang diberikankepala negara sebagai hadiah pribadi, kepala negara harus memberikan gelar Order of the Bath sesuai nasihat dari Parlemen Britania Raya





Great Master


Biasanya Prince of the Blood Royal, alias Principal Knight Companion, pangkatnya satu tingkat dibawah Kepala Negara. Hingga saat ini, tercatat ada sembilan Great Master atau Tuan Agung, yaitu


1725–1749: John Montagu, Adipati Montagu
1749–1767: (kosong)
1767–1827: Pangeran Frederick, Adipati York dan Albany
1827–1830: Pangeran William, Adipati Clarence dan St Andrews (later King William IV)
1830–1837: (kosong)
1837–1843: Pangeran Augustus Frederick, Adipati Sussex
1843–1861: Albert, Pangeran Consort
1861–1897: (kosong)
1897–1901: Albert Edward, Pangeran Wales (later King Edward VII)
1901–1942: Pangeran Arthur, Adipati Connaught dan Strathearn
1942–1974: Pangeran Henry, Adipati Gloucester

1974–sekarang: Charles, Pangeran Wales Anggota Keanggotaan biasa hanya dapat dimiliki oleh warga negara Britania Raya atau negara-negara Persemakmuran yang kepala negaranya adalah sang Ratu. Yang ditunjuk untuk mendapatkan gelar ini biasanya adalah petugas angkatan bersenjata atau pegawai sipil senior seperti sekretaris permanen.




Anggota yang ditunjuk untuk menjadi bagian Divisi Sipil (Civil Division) harus didasarkan atas jasa pribadinya kepada kerajaan (baca: negara) atau dari pelayanannya terhadap masyarakat yang mendapat restu kerajaan.


Warga negara asing atau warga negara Persemakmuran yang kepala negaranya bukan Ratu dapat dijadikan Anggota Kehormatan (Honorary Member). Yang Mulia Ratu Elizabeth II telah menetapkan jadi suatu istiadat bahwa kepala negara asing yang berkunjung ke Britania Raya akan diberikan gelar kehormatan Knight Grand Cross, di antara kepala-kepala negara ini adalah Ronald Reagan, Presiden Turki Abdullah Gül, Presiden Slovenia Dr. Danilo Türk, Presiden Afrika Selatan Jacob Zuma, dan Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono.





Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menerima penghargaan ini pada tanggal 31 Oktober 2012.


Keistimewaan


Anggota Order of the Bath memperoleh posisi yang lebih diprioritaskan, istri dari anggota laki-laki juga memperoleh urutan prioritas, juga anak laki-laki, anak perempuan dan menantu dari pemegang gelar Knights Grand Cross (Kesatria Salib Agung) dan Knights Commander (Kesatria Komandan).


Bintang untuk Kesatria Salib Agung militer terdiri dari Salib Malta di atas bintang perak bersegi delapan; bintang untuk "Kesatria Komandan militer" adalah pattée salib perak bersegi delapan. Masing-masing di tengahnya terdapat tiga buah mahkota dikelilingi lingkaran merah bertuliskan motto Ordo ini dengan huruf emas. Lingkaran tersebut diapit oleh ranting laurel, dan di bawahnya terdapat gulungan bertuliskan Ich dien (Bahasa Jerman kuno yang berarti "saya melayani") dengan huruf emas.


Bintang untuk Kesatria Salib Agung sipil terdiri dari bintang perak bersegi delapan, "tanpa" Salib Malta; bintang untuk "Kesatria Komandan sipil" adalah pattée salib perak bersegi delapan. Desain keduanya sama dengan desain bintang versi militer, kecuali tanpa ranting laurel dan kata-kata "Ich dien".[13]


Knights Grand Cross dan Knights Commander berhak menaruh gelar Sir di depan nama mereka, sedangkan Dames Grand Cross dan Dames Commander diberikan gelar Dame.Istri dari kesatria juga berhak menyandang gelar Lady, namun tidak ada gelar khusus yang diberikan untuk suami dari "Dame". Selain itu, anggota kehormatan asing dan pendeta yang tidak menerima gelar kesatria tidak berhak untuk menggunakan gelar "Sir". Semua anggota, baik kesatria maupun tidak, juga berhak untuk mengenakan bintang atau lencana kehormatan mereka di sekitar lengan, namun tidak di kerah.


Knight dan Dame Grand Cross menggunakan kode pasca-nominal "GCB"; sedangkan untuk Knight Commander menggunakan kode "KCB", Dames Commander menggunakan "DCB", dan Companions menggunakan "CB".


Anggota Order of the Bath dan anak-anak mereka juga mendapat keistimewaan untuk menikah di Westminster Abbey di London .

You Might Also Like

0 comments

stats

Flickr Images