Dari Satrio Arismunandar di milis Jurnalisme, dengan penyuntingan seperlunya.
Suatu hari seorang pria yang capek karena pekerjaannya, kesal dengan istrinya yang dianggap hanya duduk-duduk di rumah, sementara ia jungkir balik mencari uang. Dia memanjatkan doanya pada Tuhan:
"Tuhan, saya berangkat ke kantor, bekerja 8 jam sehari. Sementara istriku enak-enak duduk di rumah. Aku ingin Engkau menukar tubuh kami sehari saja, biar dia tahu beratnya cari uang."
Rupanya permintaan pria itu terkabul.
"Tuhan, saya berangkat ke kantor, bekerja 8 jam sehari. Sementara istriku enak-enak duduk di rumah. Aku ingin Engkau menukar tubuh kami sehari saja, biar dia tahu beratnya cari uang."
Rupanya permintaan pria itu terkabul.
Paginya, ia bangun mendapati dirinya sebagai istri. Dimulainya hari itu dengan membuat sarapan untuk seluruh keluarga, membangunkan anak-anak, mempersiapkan seragam mereka, serta mempersiapkan bekal sekolah mereka. Kemudian mengantar mereka ke sekolah. Lalu mampir ke bank untuk melakukan transaksi keuangan mereka, melakukan pembayaran tagihan bulanan, dilanjutkan dengan belanja, baru pulang ke rumah dan membuat pembukuan keluarga.
Di rumah ia harus membereskan tempat tidur, menyapu, mengepel, mencuci pakaian. Setelah itu menjemput anak-anak dari sekolah.
Sampai di rumah, menyiapkan makan siang mereka kemudian membantu anak-anak mengerjakan PR. Pada saat anak-anak tidur siang, ia mulai menyetrika sambil menonton tv.
Pukul 4.30 sore,ia mulai menyiapkan makan malam, mencuci dan memotong sayur untuk dimasak, dilanjutkan mencuci piring kotor makan siang tadi, memasak dan menunggu suami pulang kerja, serta memandikan anak-anak.
Makan malam dimulai dengan sedikit keributan di meja makan karena anak-anak bertengkar. Setelah makan malam, mencuci piring dan dilanjutkan dengan melipat baju yang sudah kering untuk disetrika besok. Setelah mengantar anak-anak tidur, jam 9 malam ia terkapar kelelahan. Tapi hari itupun masih ditutup dengan melayani suaminya.
Pagi berikutnya ia bangun segera berdoa: "Tuhan, betapa bodohnya aku tidak menyadari bagaimana susah dan mulianya menjadi seorang wanita. Aku begitu bodoh iri dengan istriku. Kembalikanlah aku ke keadaan semula."
Terdengar suara menggelegar di telinga pria itu: "Engkau sudah belajar sesuatu rupanya. Aku dengan senang hati mengembalikanmu seperti semula. Tapi engkau harus sabar menunggu 9 bulan lagi. Engkau hamil semalam ...".
Kapok Lu! - ending ini juga dari Mas Satriyo lho.
***
Very much proud to be a housewife ... LOL
Original post: http://dettifebrina.blogspot.com/