China ‘depak’ Hillary Clinton di internet
February 19, 2011
sepatu orthopadi
orthoshoping.com
sepatu untuk koreksi kaki pengkor/ bengkok pada balita
Ads orthoshop
sepatu orthopadi
orthoshoping.com
sepatu untuk koreksi kaki pengkor/ bengkok pada balita
Ads orthoshop
sepatu orthopadi
orthoshoping.com
sepatu untuk koreksi kaki pengkor/ bengkok pada balita
Ads orthoshop
BEIJING (Arrahmah.com) - Situs mikroblogging nomor satu di China, Sina, memblokir hasil pencarian terkait dengan Hillary Clinton. Langkah ini mulai diberlakukan selang satu hari setelah Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) itu, dalam pidatonya mendukung setiap negara agar mengakhiri sensor internet.
Dilaporkan PC World dan dikutip detikINET, Kamis (17/2/2011), pemblokiran mulai dilakukan Kamis pagi ini, waktu setempat. "Sesuai dengan peraturan, hukum dan kebijakan yang berlaku, hasil pencarian tidak dapat ditampilkan," demikian bunyi pesan yang ditampilkan situs tersebut.
Ini adalah kebijakan serupa yang kedua kalinya diberlakukan China pada bulan yang sama. Sebelumnya, awal bulan ini China memblokir pencarian terkait dengan Mesir, seiring meningkatnya intensitas aksi demonstrasi besar-besaran di negeri piramida tersebut.
Para pengamat menilai, kebijakan ini menggambarkan bahwa China khawatir informasi-informasi seperti itu akan mengompori terjadinya aksi protes dan gerakan anti pemerintah seperti di Mesir. Tak heran jika spekulasi semacam ini muncul karena memang dikenal sangat ketat mengatur lalu lintas informasi warganya.
Sementara itu, hingga saat ini pihak situs Sina belum bersedia memberikan keterangan. (dtk/arrahmah.com)
Dilaporkan PC World dan dikutip detikINET, Kamis (17/2/2011), pemblokiran mulai dilakukan Kamis pagi ini, waktu setempat. "Sesuai dengan peraturan, hukum dan kebijakan yang berlaku, hasil pencarian tidak dapat ditampilkan," demikian bunyi pesan yang ditampilkan situs tersebut.
Ini adalah kebijakan serupa yang kedua kalinya diberlakukan China pada bulan yang sama. Sebelumnya, awal bulan ini China memblokir pencarian terkait dengan Mesir, seiring meningkatnya intensitas aksi demonstrasi besar-besaran di negeri piramida tersebut.
Para pengamat menilai, kebijakan ini menggambarkan bahwa China khawatir informasi-informasi seperti itu akan mengompori terjadinya aksi protes dan gerakan anti pemerintah seperti di Mesir. Tak heran jika spekulasi semacam ini muncul karena memang dikenal sangat ketat mengatur lalu lintas informasi warganya.
Sementara itu, hingga saat ini pihak situs Sina belum bersedia memberikan keterangan. (dtk/arrahmah.com)
0 comments