Pasukan Gaddafi Mencoba Rebut Kembali Kota yang Dikuasai Demonstran
February 19, 2011
sepatu orthopadi
orthoshoping.com
sepatu untuk koreksi kaki pengkor/ bengkok pada balita
Ads orthoshop
sepatu orthopadi
orthoshoping.com
sepatu untuk koreksi kaki pengkor/ bengkok pada balita
Ads orthoshop
sepatu orthopadi
orthoshoping.com
sepatu untuk koreksi kaki pengkor/ bengkok pada balita
Ads orthoshop
Pihak berwenang dilaporkan telah menutup kota Libya yang bergolak al-Baida selama berjam-jam setelah para demonstran Pro-demokrasi mengambil kendali atas wilayah tersebut.
Bentrokan meletus setelah milisi pemerintah dikerahkan ke daerah tersebut menyusul adanya insiden untuk merebut kembali kota itu hari Jumat kemarin (18/2). Dua kelompok demonstran Libya mengatakan pengambilalihan datang setelah beberapa polisi setempat bergabung dengan para pengunjuk rasa.
Sementara itu, polisi telah menewaskan sedikitnya tiga orang narapidana karena mereka mencoba melarikan diri dari penjara El-Jedaida dekat ibukota Tripoli.
Saksi mata mengatakan bentrokan terbaru juga terjadi antara demonstran dan pasukan polisi di kota Benghazi
Polisi berpakaian preman dan penembak jitu telah bersumpah akan merespon dengan keras kepada para demonstran yang mencoba menggulingkan kekuasaan panjang Muammar Gaddafi.
Para pendukung pemerintah juga telah menyerukan tindakan keras terhadap para pengunjuk rasa.
"Kekuatan rakyat, Jamahiriya [sistem pemerintahan], revolusi, dan Kolonel Gaddafi semua adalah garis merah dan mereka yang mencoba untuk menyeberang atau mendekati garis ini sama saja dengan bunuh diri dan bermain dengan api," sebuah surat kabar pro-pemerintah terkemuka, Al -Zahf Al-Akhdar, melaporkan.
Pihak oposisi menuduh pemerintah mempersenjatai migran Afrika di utara untuk menembak demonstran pro-demokrasi.
Perkembangan ini datang pada saat warga Libya turun ke jalan di seluruh negeri dalam apa yang mereka sebut sebagai "hari kemarahan."
Pihak oposisi mengatakan sedikitnya 30 orang tewas dalam kekerasan di Libya. Menurut sumber medis, 14 meninggal di kota Libya kedua terbesar, Benghazi.
Kelompok hak asasi manusia Amnesty International juga mendesak pemerintah Libya untuk menghentikan tindakan keras terhadap demonstrasi damai.
Sementara itu pendukung Gaddafi telah mengadakan aksi demo pro-pemerintah di ibukota, Tripoli. Pemimpin Libya yang berusia 63 tahun Gaddafi, yang telah memerintah negara selama 41 tahun, dilaporkan menghadiri aksi tersebut.(fq/prtv) www.eramuslim.com
Bentrokan meletus setelah milisi pemerintah dikerahkan ke daerah tersebut menyusul adanya insiden untuk merebut kembali kota itu hari Jumat kemarin (18/2). Dua kelompok demonstran Libya mengatakan pengambilalihan datang setelah beberapa polisi setempat bergabung dengan para pengunjuk rasa.
Sementara itu, polisi telah menewaskan sedikitnya tiga orang narapidana karena mereka mencoba melarikan diri dari penjara El-Jedaida dekat ibukota Tripoli.
Saksi mata mengatakan bentrokan terbaru juga terjadi antara demonstran dan pasukan polisi di kota Benghazi
Polisi berpakaian preman dan penembak jitu telah bersumpah akan merespon dengan keras kepada para demonstran yang mencoba menggulingkan kekuasaan panjang Muammar Gaddafi.
Para pendukung pemerintah juga telah menyerukan tindakan keras terhadap para pengunjuk rasa.
"Kekuatan rakyat, Jamahiriya [sistem pemerintahan], revolusi, dan Kolonel Gaddafi semua adalah garis merah dan mereka yang mencoba untuk menyeberang atau mendekati garis ini sama saja dengan bunuh diri dan bermain dengan api," sebuah surat kabar pro-pemerintah terkemuka, Al -Zahf Al-Akhdar, melaporkan.
Pihak oposisi menuduh pemerintah mempersenjatai migran Afrika di utara untuk menembak demonstran pro-demokrasi.
Perkembangan ini datang pada saat warga Libya turun ke jalan di seluruh negeri dalam apa yang mereka sebut sebagai "hari kemarahan."
Pihak oposisi mengatakan sedikitnya 30 orang tewas dalam kekerasan di Libya. Menurut sumber medis, 14 meninggal di kota Libya kedua terbesar, Benghazi.
Kelompok hak asasi manusia Amnesty International juga mendesak pemerintah Libya untuk menghentikan tindakan keras terhadap demonstrasi damai.
Sementara itu pendukung Gaddafi telah mengadakan aksi demo pro-pemerintah di ibukota, Tripoli. Pemimpin Libya yang berusia 63 tahun Gaddafi, yang telah memerintah negara selama 41 tahun, dilaporkan menghadiri aksi tersebut.(fq/prtv) www.eramuslim.com
0 comments