10 Film Ala Game Terburuk dalam Sejarah
February 09, 2012
sepatu orthopadi
orthoshoping.com
sepatu untuk koreksi kaki pengkor/ bengkok pada balita
Ads orthoshop
sepatu orthopadi
orthoshoping.com
sepatu untuk koreksi kaki pengkor/ bengkok pada balita
Ads orthoshop
sepatu orthopadi
orthoshoping.com
sepatu untuk koreksi kaki pengkor/ bengkok pada balita
Ads orthoshop
Impian kita sebagai seorang gamer sebenarnya sangat sederhana jika membicarakan masalah film adaptasi ini. Kita hanya menginginkan film yang benar-benar menggambarkan judul yang disandangnya. Jika memang bisa menyesuaikan plot, sesuaikanlah! Jika mampu menciptakan karakter yang mirip, ciptakanlah! Akan lebih baik lagi jika sampai mampu menghasilkan pengalaman yang sama seperti saat memainkannya. Tetapi, apa yang justru sering kita dapatkan? Kekecewaan besar.
Sulit sekali menemukan film adaptasi game, khususnya yang berasal dari Hollywood yang berakhir dengan rasa puas para gamer yang menontonnya. Kebanyakan yang hadir justru mendapatkan pembelokan plot dan karakter yang membuat keseluruhan cerita menjadi kacau balau. Apakah sebegitu sulitnya menciptakan sebuah film yang sesuai dengan gamenya? Sepertinya iya, karena 10 film adaptasi game terburuk ini akan memberikan Anda sedikit gambaran.
10. Final Fantasy : Spirits Within
9. : Max Payne
Max Payne adalah salah satu karakter paling cool, namun sekaligus kontroversial di dunia game. Ketika saya mendengar akan ada versi filmnya, saya mulai membayangkan kekejaman Payne yang dipadukan dengan skill bullet time-nya yang fenomenal. Apalagi dibintangi oleh Mark Wahlberg yang kualitas aktingnya tidak perlu diragukan lagi. Namun, apa yang saya dapatkan? Sebuah film yang membuat saya hampir tertidur di bioskop. Plot yang aneh, aksi yang sangat sedikit, scene bullet time yang sangat singkat; sama sekali tidak ada yang menggambarkan Max Payne di sini.
8. Hitman
Botak dengan tatapan yang tajam layaknya elang yang mencari mangsa. Agent 47 siap membunuh siapa saja yang ditugaskan organisasi kepadanya. Membayangkan game Hitman yang selalu mampu menghadirkan ketegangan dan ras was-was sepanjang permainan, saya berangkat untuk menikmati film berjudul sama ala Hollywood di bioskop. Kekecewaan saya bahkan sudah dimulai dari casting yang dipilih. Sang pria yang memerankan Agent 47 malah terlihat terlalu “pretty boy”, tanpa ada kesan cool dan kejam. 47 yang seharusnya membunuh secara diam-diam ini juga malah sering terlibat kontak senjata terbuka di filmnya. Sangat bertolak belakang dengan game yang boleh terbilang sudah berhasil dibangun dengan sempurna. Saya malah melihat film ini lebih mirip film-film The Transporter dibandingkan Hitman.
7. Resident Evil
Ini mungkin film adaptasi game terburuk yang masih menyisakan banyak tanda tanya di benak saya pribadi. Pertanyaan terbesarnya adalah: mengapa orang-orang masih singgah ke bioskop dan menonton film ini, membuatnya berkembang menjadi sebuah sekuel tanpa mutu? Resident Evil 1 dan 2 mungkin merupakan puncak kejayaan seri ini. Walaupun karakter utamanya, Alice, tidak pernah muncul di versi video gamenya, saya masih melihatnya sebagai serial spin-off yang sangat menarik. Namun, ketika Resident Evil Extinction dan Afterlife lahir dengan plot yang terasa sangat dipaksakan, film ini tampak “murahan”. Aksi yang sedikit, cerita tidak jelas, akting yang buruk. Saya lebih jatuh cinta dengan Resident Evil versi CGI-nya Capcom.
0 comments