Tips Menjaga Agar tetap Romantis
November 12, 2012
sepatu orthopadi
orthoshoping.com
sepatu untuk koreksi kaki pengkor/ bengkok pada balita
Ads orthoshop
sepatu orthopadi
orthoshoping.com
sepatu untuk koreksi kaki pengkor/ bengkok pada balita
Ads orthoshop
sepatu orthopadi
orthoshoping.com
sepatu untuk koreksi kaki pengkor/ bengkok pada balita
Ads orthoshop
Pernahkah Anda atau pasangan terkadang mengucapkan kalimat berikut ini “Ihhh sebel kamu tuh nggak romantis banget sih?” Jika iya mungkin salah satu dari Anda atau pasangan memang tidak berjiwa romantis. Namun begitu jangan berkecil hati dahulu. Ternyata, ada banyak cara untuk membangun sebuah keromantisan dalam berpasangan.
“Perilaku romantis memang sangat individual. Banyak wanita terlanjur punya gambaran romantis dari novel atau film. Romantis kerap didentikkan saat suami menghadiahkan bunga mawar merah bagi istrinya, mengucapkan kata-kata manis dan memuji, memberi hadiah, candle light dinner, atau mengajak istrinya berlibur dan lain-lain,” papar Hedy Anggrheini, psikolog.
”Romantisme itu merupakan bentuk atau ekspresi kasih sayang dari seseorang kepada pasangannya. Pasangan akan merasa happy jika ekspresinya dirasakan dan diterima oleh pasangannya,” jelas Hedy.
“Dalam hal ini tidak ada egoisme pada dirinya. Ekspresi ini murni untuk mencurahkan kasih sayang. Bentuknya seperti : memberi perhatian, berkomunikasi secara terbuka untuk mengutarakan perasaannya, perilaku kasih sayang, memuji, menyenangkan pasangan, berbicara lembut, bersenda gurau, hingga membuat ‘suprise’ atau memberi hadiah-hadiah yang sangat pribadi,” jelasnya.
Bagi pengantin baru biasanya romantisme pasangan begitu intens. Namun, setelah pernikahan berjalan beberapa waktu, maka romantisme itu kadang menjadi luntur. Apa yang terjadi?
Sebetulnya tidak ada batasan usia pernikahan tertentu, yang bisa membuat pasangan tetap romantis. Karena semua kembali ke masing-masing individu pasangan tersebut. Bagi pasangan yang baru menikah, dapat membangun sebuah romantisme dengan lebih saling mengenal kebiasaan masing-masing baik dan buruknya. Menjadi proses untuk memahami hal-hal yang disenangi oleh pasangannya.
Karena usia pernikahan baru, maka pasangan sedang ‘rajin’ menunjukkan keromantisannya dan menganggap seperti masa berpacaran. “Di sini biasanya belum terlihat konflik atau masalah yang dapat mengurangi rasa romantisme itu,” jelas Hedy.
“Ketika sudah memahami kebiasaan dan kesenangan pasangan, maka perlu juga dibicarakan kebiasaan atau perilaku yang kurang berkenan bagi pasangannya yang mungkin dapat dihindari atau diubah. Dengan begitu rasa sayang yang timbul ingin selalu diekspresikan pada pasangannya.
Berikut 5 Tips Menjaga Keromatisan pada pasangan Anda
“Perilaku romantis memang sangat individual. Banyak wanita terlanjur punya gambaran romantis dari novel atau film. Romantis kerap didentikkan saat suami menghadiahkan bunga mawar merah bagi istrinya, mengucapkan kata-kata manis dan memuji, memberi hadiah, candle light dinner, atau mengajak istrinya berlibur dan lain-lain,” papar Hedy Anggrheini, psikolog.
”Romantisme itu merupakan bentuk atau ekspresi kasih sayang dari seseorang kepada pasangannya. Pasangan akan merasa happy jika ekspresinya dirasakan dan diterima oleh pasangannya,” jelas Hedy.
“Dalam hal ini tidak ada egoisme pada dirinya. Ekspresi ini murni untuk mencurahkan kasih sayang. Bentuknya seperti : memberi perhatian, berkomunikasi secara terbuka untuk mengutarakan perasaannya, perilaku kasih sayang, memuji, menyenangkan pasangan, berbicara lembut, bersenda gurau, hingga membuat ‘suprise’ atau memberi hadiah-hadiah yang sangat pribadi,” jelasnya.
Bagi pengantin baru biasanya romantisme pasangan begitu intens. Namun, setelah pernikahan berjalan beberapa waktu, maka romantisme itu kadang menjadi luntur. Apa yang terjadi?
Sebetulnya tidak ada batasan usia pernikahan tertentu, yang bisa membuat pasangan tetap romantis. Karena semua kembali ke masing-masing individu pasangan tersebut. Bagi pasangan yang baru menikah, dapat membangun sebuah romantisme dengan lebih saling mengenal kebiasaan masing-masing baik dan buruknya. Menjadi proses untuk memahami hal-hal yang disenangi oleh pasangannya.
Karena usia pernikahan baru, maka pasangan sedang ‘rajin’ menunjukkan keromantisannya dan menganggap seperti masa berpacaran. “Di sini biasanya belum terlihat konflik atau masalah yang dapat mengurangi rasa romantisme itu,” jelas Hedy.
“Ketika sudah memahami kebiasaan dan kesenangan pasangan, maka perlu juga dibicarakan kebiasaan atau perilaku yang kurang berkenan bagi pasangannya yang mungkin dapat dihindari atau diubah. Dengan begitu rasa sayang yang timbul ingin selalu diekspresikan pada pasangannya.
Berikut 5 Tips Menjaga Keromatisan pada pasangan Anda
- Tidak segan untuk senantiasa mengekspresikan kasih sayang pada pasangan, sesuai yang diinginkan pasangan dan secara positif. (Tidak terlalu berlebihan yang mungkin saja menjadi tidak menyenangkan pasangan)
- Berkomunikasi secara terbuka, tentang bagaimana bentuk hubungan suami-istri yang diinginkan bersama, baik dalam komunikasi sehari-hari sampai dengan masalah hubungan yang intim antara suami-istri.
- Bila terdapat masalah, konflik atau kesalah pahaman, segera diselesaikan secara terbuka agar tidak berlarut-larut.
- Memahami kesibukan atau masalah pasangan. Apabila tidak menunjukkan perilaku atau perhatian sebagaimana biasanya, dan dapat dibahas untuk dapat meringankan bebannya.
- Senantiasa berusaha melakukan berbagai aktivitas bersama, mengubah suasana, menunjukkan perhatian/surprise, untuk menghilangkan kerutinitasan dalam rumah tangga, agar senantiasa keromantisan dalam rumah tangga terjaga, walaupun sibuk dengan pekerjaan, hal ini harus tetap dijadikan sebagai prioritas
0 comments