Hama Jeruk: Kutu-Pucuk Kapas
January 19, 2019
sepatu orthopadi
orthoshoping.com
sepatu untuk koreksi kaki pengkor/ bengkok pada balita
Ads orthoshop
sepatu orthopadi
orthoshoping.com
sepatu untuk koreksi kaki pengkor/ bengkok pada balita
Ads orthoshop
sepatu orthopadi
orthoshoping.com
sepatu untuk koreksi kaki pengkor/ bengkok pada balita
Ads orthoshop
Kutu pucuk kapas, sebagaimana namanya, menggunakan tanaman kapas sebagai inang utamanya. Namun demikian, kisaran inang kutu pucuk ini sebenarnya sangat luas, termasuk tanaman jeruk dan kerabatnya. Pada tanaman jeruk dan kerabatnya, kutu pucuk ini merupakan vektor citrus tristeza virus (CTV), penyebab penyakit tristeza yang terdiri atas banyak strain, di antaranya strain yang sangat merusak. Sebagai vektor CTV, kutu pucuk ini mampu menularkan virus secara lebih efisien dibandingkan dengan kutu pucuk hitam dan kutu pucuk spirea. Oleh karena itu, kutu pucuk kapas merupakan hama tanaman jeruk yang memerlukan perhatian serius.
Nama Umum
Nama umum hama ini dalam Bahasa Inggris adalah cotton aphid. Dalam Bahasa Indonesia, aphid lazim disebut kutu daun, tetapi karena sebenarnya menyukai pucuk maka cotton aphid sebaiknya disebut kutu pucuk kapas.
Nama Ilmiah Valid dan Klasifikasi
Nama ilmiah berlaku untuk aphid jeruk hitam adalah Aphis gossypii Glover, 1877. Klasifikasi kutu pucuk kapas menurut ITIS adalah sebagai berikut: kerajaan: Animalia, sub-kerajaan: Bilateria, infra-kerajaan: Protostomia, super-filum: Ecdysozoa, filum: Arthropoda, sub-filum: Hexapoda, kelas: Insecta, sub-kelas: Pterygota, infra-kelas: Neoptera, super-ordo: Paraneoptera, ordo: Hemiptera, sub-ordo: Sternorrhyncha, super-famili: Aphidoidea, famili: Aphididae, genus: Aphis, dan spesies: Aphis gossypii Glover, 1877.
Nama Ilmiah Sinonim
Nama ilmiah sinonim kutu pucuk kapas antara lain adalah Aphis bauhiniae Theobald, 1918; Aphis circezandis Fitch, 1870; Aphis citri Ashmead of Essig, 1909; Aphis citrulli Ashmead, 1882; Aphis cucumeris Forbes, 1883; Aphis cucurbiti Buckton, 1879; Aphis helianthi Monell; Aphis heraclella; Aphis heraclii; Aphis lilicola Williams, 1911; Aphis minuta Wilson, 1911; Aphis monardae Oestlund, 1887; Aphis parvus Theobald, 1915; Aphis tectonae van der Goot, 1917; Cerosipha gossypii (Glover, 1877); Doralina frangulae (Kaltenbach); Doralina gossypii (Glover); Doralis frangulae (Kaltenbach); Doralis gossypii (Glover, 1877), dan Toxoptera leonuri Takahashi, 1921.
Deskripsi Ringkas
Deskripsi untuk identifikasi lazimnya didasarkan atas kutu betina dewasa. Kutu dewasa berbentuk buah pir, panjang fase bersayap berkisar 1.1 - 1.8 mm, fase tanpa sayap berkisar 0.9 - 1.8 mm, diameter minimum 0.34 mm. Pada suhu tinggi berwarna kuning pucat, pada suhu rendah berwarna hijau kekuningan atau hijau kebiruan, pada suhu lebih rendah lagi berwarna hampir hitam. Kutu berwarna kunig berukuran lebih kecil daripada ukuran kutu berwarna hijau, masing-masing diproduksi pada kondisi padat populasi tinggi dan padat populasi rendah. Selain dipengaruhi oleh padat populasi koloni, warna juga dipengaruhi oleh jenis inang. Kutu dewasa dengan warna tertentu dapat menghasilkan kutu dewasa dengan warna berbeda. Sayap tidak berbercak, vena sayap berwarna cokelat. Antena terdiri atas 6 ruas, bagian kepala di antara kedua antena tidak menonjol, melainkan datar. Pada ujung belakang perut terdapat kauda (cauda), berbentuk menyegitiga atau menyerupai lidah, berwarna pucat atau kotor. Mengapit kauda terdapat sifunculi (siphunculi) atau kornikula (cornicles) berbentuk silindris berwarna hitam untuk mengeluarkan cairan berlilin. Nima menyerupai kutu dewasa, berwarna tan, abu-abu, dan hijau dengan bantalan sayap lebih gelap dan ujung belakang perut berwarna hijau gelap. Telur berwarna hitam berkilap.
Kemiripan dengan Hama Lain
Periksa tulisan mengenai kutu pucuk jeruk cokelat dan kutu pucuk jeruk hitam untuk membandingkan dengan kedua jenis kutu pucuk tersebut.
Identifikasi
Identifikasi kutu pucuk kapas dilaksanakan dengan melakukan pengamatan lapangan dilanjutkan dengan pengamatan mikroskopis. Hasil pengamatan kemudian digunakan untuk melakukan identifikasi dengan menggunakan layanan identifikasi dalam jaringan yang tersedia pada situs Citrus Pests atau menggunakan kunci identifikasi dalam jaringan yang disediakan oleh AphID.
Biologi dan Daur Hidup
Kutu pucuk kapas mempunyai daur hidup anholosiklik di kawasan tropis dan daur hidup heteroesius atau autoesius di kawasan beriklim sedang. Suhu optimal untuk pertumbuhan dan perkembangan kutu pucuk kapas pada tanaman kapas adalah 28oC, sedangkan suhu optimal reproduksinya adalah 20-25oC dengan memproduksi rata-rata 2,8 nimfa/hari. Suhu ambang terendah untuk pertumbuhan dan perkembangan kutu pucuk kapas pada tanaman kapas adalah 7,34oC pada tanaman labu dan pertumbuhan sampai reproduksi pertama adalah 5,8oC pada tanaman mentimun, sedangkan suhu ambang pertumbuhan tertinggi adalah 35oC pada tanaman labu. Selain mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan, suhu juga mempengaruhi perubahan daur hidup dari holosiklik menjadi anhalosiklik. Pada akhir tahap perkembangan koloni, kutu pucuk kapas dapat menghasilkan generasi dewasa bersayap. Perubahan dari generasi tanpa sayap menjadi bersayap dipengaruhi terutana oleh faktor nutrisi dan padat populasi, selain juga oleh faktor tipe generasi (bersayap atau tanpa sayap) dan kemungkinan pengaruh suhu dan pencahayaan. Setelah menghasilkan generasi bersayap, akan berlangsung proses dispersal yang dimulai dengan periode pra-terbang (dari terbentuknya generasi bersayap sampai penerbangan pertama) yang berlangsung selama 1-31 jam (sangat aktif pada saat 10-24 jam setelah terbentuknya generasi bersayap). Kutu dewasa bersayap mulai terbang pada pukul 06.00 sampai pukul 19.30, penerbangan sama sekali terhenti pada pukul 23.00 sampai 07.00.
Kisaran Tumbuhan Inang
Kutu pucuk kapas mempunyai kisaran inang yang sangat luas, mencakup inang primer tempat kutu betina dewasa meletakkan telur dan inang sekuer tempat menghisap cairan tanaman. Inang primer yang dilaporn di Jepang mencakup jeruk (Rutaceae), Hibiscus syriacus (Malvaceae), Rhamnus dahuricus (Rhamnaceae), Celastrus orbiculatus (Celastraceae) dan Rubia cordifolia (Rubiaceae); di Amerika Serikat mencakup Hibiscus syriacus dan Catalpa bignonioides (Bignoniaceae); dan di Tiongkok mencakup Zanthoxylum simulans (Rutaceae), Rhamnus sp. (Rhamnaceae) dan Punica granatum (Lythraceae). CABI Invasive Species Compendium menyediakan daftar panjang jenis-jenis tumbuhan inang kutu pucuk kapas di seluruh dunia.
Gejala Kerusakan
Kutu pucuk kapas merusak tanaman jeruk dengan cara menghisap cairan pucuk dan tunas tanaman jeruk, menghasilkan embun madu, dan menjadi vektor virus penyebab penyakit. Pucuk dan tunas tanaman jeruk yang dihisap oleh kutu pucuk kapas akan mengalami hambatan pertumbuhan, daun menjadi tidak normal dan mengerupuk, dan bahkan pucuk dapat mengering. Embun madu yang dihasilkan oleh kutu pucuk kapas menarik semut dan memicu dan memacu pertumbuhan jamur jelaga yang menutupi permukaan daun sehingga menghambat fotosintesis. Pada tanaman jeruk, kutu pucuk kapas merupakan vektor citrus tristeza virus (CTV) dan citrus woody gall vrus. Sebagai vektor CTV, kutu pucuk kapas merupakan vektor dengan efisiensi penularan kedua setelah kutu pucuk jeruk cokelat.
Penyebaran dan Distribusi Geografis
Penyebaran kutu pucuk kapas pada tanaman jeruk terjadi antar tanaman jeruk maupun antara tanaman inang lainnya ke tanaman jeruk. Penyebaran dapat terjadi secara aktif dalam jarak pendek dengan cara meraayap atau terbang bagi kutu dewasa bersayap, sedangkan penyebaran secara pasif terjadi dengan bantuan semut yang memindahkan nimfa dan kutu dewasa tanpa sayap, dengan bantuan angin yang membawa kutu dewasa bersayap melayang menempuh jarak cukup jauh, dan dengan bantuan bahan tanam yang terinfestasi telur, nimfa, maupun kutu dewasa.
Rekomendasi Pengendalian
Pengendalian secara budidaya dilakukan dengan mempertimbangkan strain CTV yang terdapat pada areal pertanaman jeruk setempat, sebagaimana pada pengendalian kutu pucuk jeruk cokelat dan kutu pucuk jeruk hitam. Pengendalian secara alami dan secara hayati dapat dilakukan oleh musuh alami yang terdiri atas predator, parasitoid, dan patogen yang masing-masing jumlah jenisnya sangat banyak, tetapi karena pada umumnya polifag maka efektivitasnya tidak terlalu tinggi. Pengendalian secara genetik pada tanaman jeruk belum dapat dilakukan karena masih terbatasnya informasi mengenai adanya kultivar tanaman jeruk yang tahan atau toleran. Pengendalian secara kimiawi dilakukan sebagai alternatif terakhir apabila padat populasi kutu pucuk kapas meningkat dengan pesat. Pestisida kimiawi yang digunakan diupayakan dari jenis yang tidak terlalu berbahaya bagi musuh alami, antara lain dari yang aman ke kurang aman sebagai berikut: acetamiprid, flupyradifurone, thiamethoxam, spirotetramat, dan imidacloprid.
Catatan Penting
Kutu pucuk kapas merupakan vektor citrus tristeza virus (CTV) dan citrus woody gall vrus pada jeruk dan vektor berbagai jenis virus lain pada jenis tanaman yang berbeda, antara lain: alfalfa mosaic virus, bean common mosaic virus, calotropis ringspot mosaic virus, carnation mottle virus, cauliflower mosaic virus, chinese yam necrotic mosaic virus, commelina mosaic virus, cowpea (aphid-borne) mosaic virus, cucumber mosaic virus, garlic mosaic virus, greengram mosaic virus, infectious chlorosis of banana, leaf crinkle of sunflower, lily symptomless virus, muskmelon yellow stunt virus, onion yellow dwarf virus, papaya ringspot virus, passionfruit Sri Lankan mottle virus, pepper veinal mottle virus, potato leafroll virus, potato virus Y, solanum trovum mosaic virus, Sri Lankan passionfruit mottle virus, sugarcane mosaic virus, sweet potato feathery mottle virus, turnip mosaic virus, watermelon mosaic 1 virus, watermelon mosaic 2 virus, yam mosaic virus, sunflower yellow blotch virus, yellow vein mosaic virus, dan zucchini yellow mosaic virus.
Nama Umum
Nama umum hama ini dalam Bahasa Inggris adalah cotton aphid. Dalam Bahasa Indonesia, aphid lazim disebut kutu daun, tetapi karena sebenarnya menyukai pucuk maka cotton aphid sebaiknya disebut kutu pucuk kapas.
Nama ilmiah berlaku untuk aphid jeruk hitam adalah Aphis gossypii Glover, 1877. Klasifikasi kutu pucuk kapas menurut ITIS adalah sebagai berikut: kerajaan: Animalia, sub-kerajaan: Bilateria, infra-kerajaan: Protostomia, super-filum: Ecdysozoa, filum: Arthropoda, sub-filum: Hexapoda, kelas: Insecta, sub-kelas: Pterygota, infra-kelas: Neoptera, super-ordo: Paraneoptera, ordo: Hemiptera, sub-ordo: Sternorrhyncha, super-famili: Aphidoidea, famili: Aphididae, genus: Aphis, dan spesies: Aphis gossypii Glover, 1877.
Nama Ilmiah Sinonim
Nama ilmiah sinonim kutu pucuk kapas antara lain adalah Aphis bauhiniae Theobald, 1918; Aphis circezandis Fitch, 1870; Aphis citri Ashmead of Essig, 1909; Aphis citrulli Ashmead, 1882; Aphis cucumeris Forbes, 1883; Aphis cucurbiti Buckton, 1879; Aphis helianthi Monell; Aphis heraclella; Aphis heraclii; Aphis lilicola Williams, 1911; Aphis minuta Wilson, 1911; Aphis monardae Oestlund, 1887; Aphis parvus Theobald, 1915; Aphis tectonae van der Goot, 1917; Cerosipha gossypii (Glover, 1877); Doralina frangulae (Kaltenbach); Doralina gossypii (Glover); Doralis frangulae (Kaltenbach); Doralis gossypii (Glover, 1877), dan Toxoptera leonuri Takahashi, 1921.
Deskripsi Ringkas
Deskripsi untuk identifikasi lazimnya didasarkan atas kutu betina dewasa. Kutu dewasa berbentuk buah pir, panjang fase bersayap berkisar 1.1 - 1.8 mm, fase tanpa sayap berkisar 0.9 - 1.8 mm, diameter minimum 0.34 mm. Pada suhu tinggi berwarna kuning pucat, pada suhu rendah berwarna hijau kekuningan atau hijau kebiruan, pada suhu lebih rendah lagi berwarna hampir hitam. Kutu berwarna kunig berukuran lebih kecil daripada ukuran kutu berwarna hijau, masing-masing diproduksi pada kondisi padat populasi tinggi dan padat populasi rendah. Selain dipengaruhi oleh padat populasi koloni, warna juga dipengaruhi oleh jenis inang. Kutu dewasa dengan warna tertentu dapat menghasilkan kutu dewasa dengan warna berbeda. Sayap tidak berbercak, vena sayap berwarna cokelat. Antena terdiri atas 6 ruas, bagian kepala di antara kedua antena tidak menonjol, melainkan datar. Pada ujung belakang perut terdapat kauda (cauda), berbentuk menyegitiga atau menyerupai lidah, berwarna pucat atau kotor. Mengapit kauda terdapat sifunculi (siphunculi) atau kornikula (cornicles) berbentuk silindris berwarna hitam untuk mengeluarkan cairan berlilin. Nima menyerupai kutu dewasa, berwarna tan, abu-abu, dan hijau dengan bantalan sayap lebih gelap dan ujung belakang perut berwarna hijau gelap. Telur berwarna hitam berkilap.
Kutu Pucuk Kapas, A: koloni pada pucuk, B: koloni pada permukaan bawah daun muda, C: dewasa bentuk hitam tanpa sayap, D: dewasa bentuk hitam bersayap, E: dewasa bentuk kuning tanpa sayap, dan F: dewasa bentuk kuning bersayap. Foto tidak merujuk kepada skala tertentu, silahkan klik untuk memperbesar foto. Sumber: A: Coppermine Galery, B: FreshFlaza, dan C-F: UF/IFAS Featured Creatures. |
Periksa tulisan mengenai kutu pucuk jeruk cokelat dan kutu pucuk jeruk hitam untuk membandingkan dengan kedua jenis kutu pucuk tersebut.
Identifikasi kutu pucuk kapas dilaksanakan dengan melakukan pengamatan lapangan dilanjutkan dengan pengamatan mikroskopis. Hasil pengamatan kemudian digunakan untuk melakukan identifikasi dengan menggunakan layanan identifikasi dalam jaringan yang tersedia pada situs Citrus Pests atau menggunakan kunci identifikasi dalam jaringan yang disediakan oleh AphID.
Biologi dan Daur Hidup
Kutu pucuk kapas mempunyai daur hidup anholosiklik di kawasan tropis dan daur hidup heteroesius atau autoesius di kawasan beriklim sedang. Suhu optimal untuk pertumbuhan dan perkembangan kutu pucuk kapas pada tanaman kapas adalah 28oC, sedangkan suhu optimal reproduksinya adalah 20-25oC dengan memproduksi rata-rata 2,8 nimfa/hari. Suhu ambang terendah untuk pertumbuhan dan perkembangan kutu pucuk kapas pada tanaman kapas adalah 7,34oC pada tanaman labu dan pertumbuhan sampai reproduksi pertama adalah 5,8oC pada tanaman mentimun, sedangkan suhu ambang pertumbuhan tertinggi adalah 35oC pada tanaman labu. Selain mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan, suhu juga mempengaruhi perubahan daur hidup dari holosiklik menjadi anhalosiklik. Pada akhir tahap perkembangan koloni, kutu pucuk kapas dapat menghasilkan generasi dewasa bersayap. Perubahan dari generasi tanpa sayap menjadi bersayap dipengaruhi terutana oleh faktor nutrisi dan padat populasi, selain juga oleh faktor tipe generasi (bersayap atau tanpa sayap) dan kemungkinan pengaruh suhu dan pencahayaan. Setelah menghasilkan generasi bersayap, akan berlangsung proses dispersal yang dimulai dengan periode pra-terbang (dari terbentuknya generasi bersayap sampai penerbangan pertama) yang berlangsung selama 1-31 jam (sangat aktif pada saat 10-24 jam setelah terbentuknya generasi bersayap). Kutu dewasa bersayap mulai terbang pada pukul 06.00 sampai pukul 19.30, penerbangan sama sekali terhenti pada pukul 23.00 sampai 07.00.
Kutu pucuk kapas mempunyai kisaran inang yang sangat luas, mencakup inang primer tempat kutu betina dewasa meletakkan telur dan inang sekuer tempat menghisap cairan tanaman. Inang primer yang dilaporn di Jepang mencakup jeruk (Rutaceae), Hibiscus syriacus (Malvaceae), Rhamnus dahuricus (Rhamnaceae), Celastrus orbiculatus (Celastraceae) dan Rubia cordifolia (Rubiaceae); di Amerika Serikat mencakup Hibiscus syriacus dan Catalpa bignonioides (Bignoniaceae); dan di Tiongkok mencakup Zanthoxylum simulans (Rutaceae), Rhamnus sp. (Rhamnaceae) dan Punica granatum (Lythraceae). CABI Invasive Species Compendium menyediakan daftar panjang jenis-jenis tumbuhan inang kutu pucuk kapas di seluruh dunia.
Gejala Kerusakan
Kutu pucuk kapas merusak tanaman jeruk dengan cara menghisap cairan pucuk dan tunas tanaman jeruk, menghasilkan embun madu, dan menjadi vektor virus penyebab penyakit. Pucuk dan tunas tanaman jeruk yang dihisap oleh kutu pucuk kapas akan mengalami hambatan pertumbuhan, daun menjadi tidak normal dan mengerupuk, dan bahkan pucuk dapat mengering. Embun madu yang dihasilkan oleh kutu pucuk kapas menarik semut dan memicu dan memacu pertumbuhan jamur jelaga yang menutupi permukaan daun sehingga menghambat fotosintesis. Pada tanaman jeruk, kutu pucuk kapas merupakan vektor citrus tristeza virus (CTV) dan citrus woody gall vrus. Sebagai vektor CTV, kutu pucuk kapas merupakan vektor dengan efisiensi penularan kedua setelah kutu pucuk jeruk cokelat.
Penyebaran kutu pucuk kapas pada tanaman jeruk terjadi antar tanaman jeruk maupun antara tanaman inang lainnya ke tanaman jeruk. Penyebaran dapat terjadi secara aktif dalam jarak pendek dengan cara meraayap atau terbang bagi kutu dewasa bersayap, sedangkan penyebaran secara pasif terjadi dengan bantuan semut yang memindahkan nimfa dan kutu dewasa tanpa sayap, dengan bantuan angin yang membawa kutu dewasa bersayap melayang menempuh jarak cukup jauh, dan dengan bantuan bahan tanam yang terinfestasi telur, nimfa, maupun kutu dewasa.
Rekomendasi Pengendalian
Pengendalian secara budidaya dilakukan dengan mempertimbangkan strain CTV yang terdapat pada areal pertanaman jeruk setempat, sebagaimana pada pengendalian kutu pucuk jeruk cokelat dan kutu pucuk jeruk hitam. Pengendalian secara alami dan secara hayati dapat dilakukan oleh musuh alami yang terdiri atas predator, parasitoid, dan patogen yang masing-masing jumlah jenisnya sangat banyak, tetapi karena pada umumnya polifag maka efektivitasnya tidak terlalu tinggi. Pengendalian secara genetik pada tanaman jeruk belum dapat dilakukan karena masih terbatasnya informasi mengenai adanya kultivar tanaman jeruk yang tahan atau toleran. Pengendalian secara kimiawi dilakukan sebagai alternatif terakhir apabila padat populasi kutu pucuk kapas meningkat dengan pesat. Pestisida kimiawi yang digunakan diupayakan dari jenis yang tidak terlalu berbahaya bagi musuh alami, antara lain dari yang aman ke kurang aman sebagai berikut: acetamiprid, flupyradifurone, thiamethoxam, spirotetramat, dan imidacloprid.
Catatan Penting
Kutu pucuk kapas merupakan vektor citrus tristeza virus (CTV) dan citrus woody gall vrus pada jeruk dan vektor berbagai jenis virus lain pada jenis tanaman yang berbeda, antara lain: alfalfa mosaic virus, bean common mosaic virus, calotropis ringspot mosaic virus, carnation mottle virus, cauliflower mosaic virus, chinese yam necrotic mosaic virus, commelina mosaic virus, cowpea (aphid-borne) mosaic virus, cucumber mosaic virus, garlic mosaic virus, greengram mosaic virus, infectious chlorosis of banana, leaf crinkle of sunflower, lily symptomless virus, muskmelon yellow stunt virus, onion yellow dwarf virus, papaya ringspot virus, passionfruit Sri Lankan mottle virus, pepper veinal mottle virus, potato leafroll virus, potato virus Y, solanum trovum mosaic virus, Sri Lankan passionfruit mottle virus, sugarcane mosaic virus, sweet potato feathery mottle virus, turnip mosaic virus, watermelon mosaic 1 virus, watermelon mosaic 2 virus, yam mosaic virus, sunflower yellow blotch virus, yellow vein mosaic virus, dan zucchini yellow mosaic virus.
0 comments