KISAH SUKSES SEORANG PETANI DESA WAE RII
January 03, 2019
sepatu orthopadi
orthoshoping.com
sepatu untuk koreksi kaki pengkor/ bengkok pada balita
Ads orthoshop
sepatu orthopadi
orthoshoping.com
sepatu untuk koreksi kaki pengkor/ bengkok pada balita
Ads orthoshop
sepatu orthopadi
orthoshoping.com
sepatu untuk koreksi kaki pengkor/ bengkok pada balita
Ads orthoshop
Profesi petani di negara ini masih dianggap tidak menarik karena identik dengan kerja kotor, kasar, di tengah terik matahari dan selalu bermadi keringat. Tak heran jika anak muda jaman sekarang enggan menjadi petani. Profesi sebagai petani tidak segemerlap profesi lainnya seperti PNS, dokter, perawat atau guru, apalagi dibanding menjadi anggota dewan yang terhormat. Bahkan anak muda di kampung-kampung yang putus sekolah lebih memilih menjadi tukang ojek ketimbang petani. Namun bagi bapak Blasius Bon profesi petani telah mendatangkan berlimpah rezeki.
Setelah membuat perjanjian akhirnya aku berhasil bertemu petani sukses itu di kebunnya. Melihat kedatanganku bapak Blasius berhenti menyemprot tanaman Tomat dan Cabe yang sudah berbuah. “Lanjutkan saja penyemprotannya pak”. Kataku setelah berjabatan tangan. “Baik bu, kebetulan tanggung, sebentar lagi selesai,” jawabnya ramah.
Tak bosan-bosan aku memotret tanaman Tomat dan Cabe miliknya. Baru pertama kali aku melihat sistem tanam tumpang sari Tomat dan Cebe di Manggarai dan ditata sangat rapih. Saking asyik menikmati dan mengagumi tanaman-tanaman tersebut, tak sadar kalau bapak bapak Blasius telah berada disamping, “maaf bu, pekerjaanku baru tuntas”. “Tidak apa-apa, jangan sampai kedatangan saya mengganggu kesibukan bapak.” Jawabku. “Kita ngobrol di pondok saja.” Mendengar ajakannya aku hanya mengangguk sambil tersenyum, udara panas dan sengatan mentari menyemangati langkahku menuju pondok di seberang sawah. Kami ngobrol di depan teras, aku menceritakan tujuan kedatangan dan bertanya banyak tentang usahanya.
Bapak Blasius Bon adalah seorang warga Desa Wae Rii, Kec. Wae Rii, Kabupaten Manggarai. Belau telah merintis usahanya sejak tahun 2006. Awalnya hanya menanam sawi putih di pekarangan rumah. Tahun 2008 PPL pendamping desa Wae Rii, bapak Benny Patut memfasilitasi pembentukan kelompok tani yang diberi nama kelompok tani Golo Rii dan beliau ditunjuk sebagai ketua. Setelah kelompok tani terbentuk banyak bantuan instansi terkait yang masuk. Dari tahun ke tahun usahanya terus berkembang, lahan pekarangan yang sempit ditinggal dan pindah ke lokasi Norang. berbagai macam tanaman sayuran dibudidayakan seperti boncis, kacang panjang, brokoli, cabe dan tomat. Melihat kesuksesannya, perusahaan Cap Panah Merah/PT East West Seed Indonesia (perusahaan benih sayur terpadu) mengirim beliau magang selama 1 minggu ke Purwakarta, Jawa Barat. Setelah magang sistem pengolahan lahan dan budidaya tanaman sayuran semakin sempurna sehingga produksi menjadi berlipat ganda. Kini luas lahan yang digarapnya menjadi 0,25 ha, berapa petak sawah disulap menjadi lahan sayuran. Penanaman dilakukan secara bertahap dengan mengatur waktu tanam sehingga umur tanaman tidak seragam, tujuannya agar waktu panen pun bertahap, terus menerus tanpa istirahat. Jadwal tanam, panen dan jumlah produksi dicatat sangat rapih dalam sebuah buku. Jenis tanaman yang sedang dikembangkan saat ini antara lain : (1) Cabe merah besar ditanam pada lahan seluas 7 m x 25 m, telah dipanen sejak bulan Pebruari 2015 sebanyak 1,460 Ton, dipasarkan secara bertahap dan memperoleh keuntungan bersih Rp. 25.00.000,- (dua puluh lima juta rupiah). Selain itu ada juga tanaman Cabe merah besar yang ditanam pada areal tumpang sari, akan dipanen mulai bulan Nopember 2015, diprediksi keuntungan bersih sebesar Rp. 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah); (2) Tomat Servo mulai panen bulan Agustus 2015, diprediksi akan memperoleh keutungan dalam waktu 4 bulan sebanyak Rp. 4.000.000,- (empat juta rupiah). Jika dihitung total keuntungan yang akan diperoleh bapak Basilius pada tahun 2015 sebesar + Rp. 39.000.000,- (tiga puluh sembilan juta rupiah). “Wooouuuwww luar biasa,” bhatinku.
Selain tekun dalam mengembangkan usaha, bapak Blasius seorang yang tidak pelit ilmu, sudah banyak warga sekitar yang datang berguru padanya. Setiap tahun ada acara belajar bersama PPL dan perusahaan Cap Panah Merah di kebun miliknya. Bahkan karena sistem budidaya yang diterapkan sangat baik dan menarik serta letak kebun cukup strategis yaitu di persimpangan jalan menuju kantor kecamatan Wae Rii banyak petani desa lain meniru jejaknya.
Stelah ngobrol cukup lama dan mendapat bonus informasi menarik aku mengajak beliau untuk kembali ke kebun sayuran. “Sekarang giliran bapak kupotret”. Aku menyuruhnya berdiri diantara tanaman dan membidik berkali-kali.
Kisah sukses bapak Blasius Bon bisa menjadi pelajaran berharga untuk kita semua, Tuhan telah memberi lahan yang subur, tinggal bagaimana kita mengolahnya untuk menghasilkan sesuatu yang bernilai ekonomis. Menurut bapak Blasius “ tidak sulit menjadi petani sukses, cukup ada kemauan, tekun dan ikhlas dalam menggeluti pekerjaan. Kotor, kasar dan terik sinar matahari jadikan sahabat yang mendatangkan rezeki”.
0 comments