Penyakit Jeruk: Antraknose dan Antraknose Jeruk-Nipis

January 08, 2019
sepatu orthopadi orthoshoping.com sepatu untuk koreksi kaki pengkor/ bengkok pada balita arrow
Ads orthoshop info
sepatu orthopadi orthoshoping.com sepatu untuk koreksi kaki pengkor/ bengkok pada balita arrow
Ads orthoshop info

sepatu orthopadi orthoshoping.com sepatu untuk koreksi kaki pengkor/ bengkok pada balita arrow
Ads orthoshop info
Antraknose merupakan penyakit jeruk yang mempunyai distribusi geografis global, termasuk terdapat di Indonesia dan di Provinsi NTT, sedangkan antraknose jeruk-nipis terdapat di Amerika dan Zanzibar. Penyakit dipandang sebagai kurang penting dibandingkan dengan penyakit lainnya, tetapi bila dibiarkan, pada kondisi lingkungan yang sesuai, dapat menimbulkan kerusakan, terutama pada tanaman tua. Oleh karena itu, meskipun kurang penting, penyakit antraknose pada tanaman jeruk perlu mendapat perhatian. Tulisan ini memuat uraian mengenai penyakit antraknose pada tanaman jeruk dan cara pengendaliannya.

Nama Penyakit
Nama penyakit antraknose digunakan sebagai nama dalam Bahasa Indonesia untuk penyakit jeruk yang dalam Bahasa Inggris disebut anthracnose, sedangkan antraknose jeruk-nipis digunakan untuk merujuk kepada penyakit yang dalam bahasa Inggris disebut lime antrhacnose.

Nama Berlaku dan Klasifikasi Penyebab Penyakit
Penyakit antraknose disebabkan oleh jamur Colletotrichum gloeosporioides (Penz.) Penz. & Sacc.(1884) (anamorf) yang mempunyai teleomorf  Glomerella cingulata (Stoneman) Spauld. & H. Schrenk (1903), sedangkan antraknose jeruk-nipis disebabkan oleh jamur sekerabat lainnya, yaitu Colletotrichum acutatum J.H. Simmonds (1965) (anamorf), yang mempunyai teleomorf Colletotrichum limetticola (R.E. Clausen) Damm, P.F. Cannon & Crous, in Damm, Cannon, Woudenberg, & Crous 2012 yang menurut EPPO Global Database identik dengan Glomerella cingulata (Stoneman) Spauld. & H. Schrenk (1903). Klasifikasi jamur penyebab penyakit antraknose dan antraknose jeruk nipis adalah kerajaan: Fungi, divisi: Ascomycota, sub-divisi: Pezizomycotina, kelas: Sordariomycetes, sub-kelas: Sordariomycetidae, ordo: Phyllachorales, famili: Glomerellaceae, genus: Glomerella, dan spesies Glomerella cingulata (Stoneman) Spauld. & H. Schrenk (1903).

Nama Sinonim Penyebab Penyakit
Jamur anamorf Colletotrichum gloeosporioides (Penz.) Penz. & Sacc. dan teleomorf Glomerella cingulata (Stoneman) Spauld. & H. Schrenk mempunyai banyak nama sinonim, sebagaimana dapat diperiksa pada Species Fungorum dan MycoBank.

Gejala dan Tanda Penyakit
Pada daun timbul bercak kurang lebih membulat berwarna tan cerah dengan tepi jingga yang tampak jelas. Pada perkembangan selanjutnya, permukaan bercak dipenuhi oleh titik-titik hitam yang merupakan badan buah jamur. Pada buah timbul bercak berwarna cokelat atau hitam berdiameter 1,5 mm atau lebih, dilanjutkan dengan terjadinya busuk kering, tetapi bila jamur masuk lebih dalam juga dapat menimbulkan busuk basah. Pada kondisi lembab, berkembang spora massa spora berwarna pink sampai seperti warna ikan salmon, tetapi bila kondisi kering berkembang massa spora berwarna cokelat sampai hitam. Gejala dapat meluas menjadi berwarna cokelat atau abu-abu hitam dan kemudian buah membusuk. Gejala pada daun dan buah berkembang setelah daun dan buah mengalami kerusakan mekanik atau setelah terlebih dahulu menderita penyakit lain (bercak daun alternaria, kanker jeruk, dab.). Pada ranting menimbulkan mati ujung. Uraian lebih lanjut mengenai gejala dapat diperoleh dari UC-ANR Statewide IPM.

Gejala antraknose: bercak pada permukaan atas dan bawah daun, B: bercak diperbesar, C: bercak pada permukaan atas daun diperbesar, D: bercak pada permukaan bawah daun diperbesar, E: titik-titik hitam konidia dipermukaan bercak tingkat lanjut pada daun, F: bercak pada permukaan buah, G: bekas bercak yang meninggalkan noda pada buah, H: busuk pangkal buah, I dan J: bercak pada permukaan buah diperbesar, K: titik-titik tua di permukaan bercak tingkat lanjut pada buah. Foto tidak merujuk pada skala yang sama. Sumber: A-K: Citrus Diseases.
Gejala antraknose jeruk-nipis pada daun adalah bercak nekrotik yang bila bagian nekrotik tersebut gugur menjadi bercak lubang tembak. Pada keadaan penyakit berat, daun muda dan pucuk dapat mengalami gejala hawar, daun mengalami pertumbuhan menyimpang, dan pucuk mengalami mati ujung. Pada buah, infeksi terjadi ketika buah masih muda menyebabkan buah gugur, sedangkan bila infeksi terjadi ketika buah sudah cukup tua akan menimbulkan bercak besar dan dalam dan buah dapat mengalami pertumbuhan menyimpang.

Gejala antraknose jeruk-nipis: A: bercak pada daun, B dan C: bercak pada daun dalam jarak dekat, pada permukaan atas dan permukaan bawah daun, serta D dan E: bercak pada buah. Sumber: Citrus Diseases.
Gejala dan Tanda Serupa
Gejala bercak menyerupai gejala bercak penyakit bercak lain pada daun dan buah, tetapi dapat dibedakan dengan memeriksa massa spora yang berkembang pada permukaan bercak.

Deskripsi Ringkas Patogen
Pada medium PDA membentuk banyak miselium udara, koloni berdiameter 8-9 mm dalam 10 hari, menyerupai kapas, berwarna putih atau abu-abu bersemu putih, dengan titik-titik berwarna hitam atau menyerupai warna buah persik, permukaan bawah cawan petri berwarna seperti warna jerami dengan titik-titik hitam, kadang-kadang membentuk sektor. Konidiomata aservular, amfigenus, pada umumnya epifilus, sub-epidermal. Seta sering ada bersama aservuli, tetapi sering timbul sendiri dari stomata. Sel konidiogen diskret, enteroblastik, fialidik, tembus cahaya, haslus. Konidia berlendir, terbentuk satu-satu, silindris, berukuran (10-)15-20(-25) x (3-)4-6 µm, ujung tumpul, pangkal agak meruncing, tanpa sekat, tembus cahaya, halus, membentuk sekat menjelang berkecambah. Apresoria mempunyai tepi rata atau kadang-kadang dengan tepi berlekuk, berbentuk seperti bentuk telur, bundar, atau seperti bentuk labu erlenmeyer, berwarna cokelat atau cokelat sedang, berukuran 8-12 x 6-9 µm. Teleomorf tampak sebagai titik-titik hitam (peritesia) yang terbenam di bagian tengah pada koloni yang sudah berumur lebih dari 30 hari. Dekripsi teleomorf dapat diperoleh dari MycoBank.

Jamur Colletotrichum gloeosporioides (Penz.) Penz. & Sacc., A dan B: koloni muda, C: konidia, dan D: apresorium. Sumber: MycoBank

Kisaran Inang
Jamur antraknose dapat merusak semua jenis dan kultivar serta silangannya. Jamur Colletotrichum gloeosporioides (Penz.) Penz. & Sacc. mempunyai kisaran inang yang luas, mencakup berbagai jenis tanaman dan tumbuhan liar.

Selain menyebabkan antraknose pada jeruk nipis Citrus aurantifoliaColletotrichum acutatum mempunyai kisaran inang yang luas, mencakup Anemone coronaria, apel Malus pumila, aubergines Solanum melongena, apokat Persea americana, teh Camellia spp., cabai besar Capsicum annuum, Ceanothus spp., seledri Apium graveolens, kopi arabika Coffea arabica, jambu biji Psidium guajava, zaitun Olea europea, pepaya Carica papaya, Pinus (khususnya P. radiata dan P. elliottii), tamarillos Cyphomandra betacea, tomat Lycopersicon esculentum, Tsuga heterophylla, dan Zinnia spp.

Ekologi dan Daur Penyakit
Jamur antraknose dan antraknose jeruk-nipis merupakan pengoloni jaringan terluka dan jaringan lemah. Jamur ini bertahan pada kayu ranting mati pada tajuk, menyebar dalam jarak pendek dengan perantaraan percikan air hujan, embun, atau irigasi curah, memungkinkan konidia terdeposisi pada permukaan daun muda dan permukaan buah muda. Spora seksual berjumlah lebih sedikit, tetapi lebih penting untuk penyebaran jarak jauh sebab dapat terbawa angin. Setelah berkecambah, spora membentuk struktur istirahat yang dapat dorman dalam jangka waktu panjang sampai terjadinya luka atau buah diperam. Penyakit pada buah menjadi bermasalah bila buah diperam lebih dari 24 jam dengan menggunakan karbit sebab etilena memacu perttumbuhan jamur.

Diagnosis
Diagnosis dapat dilakukan berdasarkan pengamatan gejala dengan menggunakan aplikasi identifikasi penyakit jeruk dalam jaringan Citrus Diseases.

Penyebaran dan Distribusi Geografis
Penyebaran jarak dekat oleh konidia terjadi dengan perantaraan percikan air hujan, embun, dan irigasi curah, sedangkan penyebaran jarak jauh oleh askospora dengan perantaraan angin. Penyebaran jarak jauh juga dapat terjadi dengan perantaraan buah dalam perdagangan.

Penyakit antraknose mempunyai distribusi geografik global, termasuk di Indonesia dan di Provinsi NTT.

Rekomendasi Pengendalian
Pengendalian dilakukan secara budidaya dengan memangkas dan membakar ranting kering dan ranting bergejala mati ujung. Pengendalian secara kimiawi hanya diperlukan bila gejala semakin meluas dengan melakukan penyemprotan menggunakan fungisida berbahan aktif azoxystrobin atau campuran fungisida berbahan aktif zink sulphate, copper sulphate dan hydrated lime.

Catatan Penting
Antraknose merupakan penyakit yang sangat umum, khususnya pada tanaman tua, tetapi cenderung terabaikan, sedangkan antraknose jeruk-nipis hanya terdapat pada jeruk nipis di Amerika dan Zanzibar.

You Might Also Like

0 comments

stats

Flickr Images