Kisah Pengalaman di Sel Tahanan Polrestabes Bandung
September 11, 2018
sepatu orthopadi
orthoshoping.com
sepatu untuk koreksi kaki pengkor/ bengkok pada balita
Ads orthoshop
sepatu orthopadi
orthoshoping.com
sepatu untuk koreksi kaki pengkor/ bengkok pada balita
Ads orthoshop
sepatu orthopadi
orthoshoping.com
sepatu untuk koreksi kaki pengkor/ bengkok pada balita
Ads orthoshop
Mantannapi.com - Saya akan berbagi sedikit kisah cerita nyata kehidupan selama saya mendekam di sel tahanan Polrestabes Bandung, Jawa Barat. Mulai dari hari pengangkapan 29 Agustus 2014 sampai saya dioper ke Rutan Klas I Bandung pada tanggal 9 Desember 2014.
Cerita berawal dari diciduknya saya oleh polisi karena kasus Foto Tak Senonoh PNS Bandung yang saya upload di blog saya. Yang membuat saya harus berurusan dengan penjara, polisi, jaksa, hakim, pengadilan, pengacara dan sipir penjara. Berhubung korban adalah orang bandung sehingga saya pun di proses oleh polisi dari polres bandung. Itu pertama kali saya ke Kota Bandung dan langsung dijebloskan ke sel.
Jumat pagi, tanggal 29 Agustus 2014 saya mulai ditahan. Sejak langkah pertama masuk ke tahanan rasanya seperti masuk ke dunia lain. Orang-orang bertampang sangar dan penuh tatto menyambut saya. Mereka berbicara sunda yang sama sekali tak saya pahami. Saya masuk kamar nomor 1 yang memang dikhususkan untuk tahanan baru. Pakaian saya dilucuti hingga sisa celana pendek dan kaos. Beberapa saat kemudian beberapa orang memberi tahu saya seputar aturan di tahanan. Mulai dari uang kondisian, kepala harus selalu botak, dilarang bawa celana panjang, tiap ada besukan harus ngasih uang ke RT.
Di tahanan polres berkumpul jadi satu mulai dari pembunuh, pemerkosa, penipu, pecandu narkoba, pencuri, geng motor dan lainnya. Penjara memang seperti sebuah negara sendiri dan tahanan polrestabes merupakan negara kecil. Rutan merupakan tempat yang nyaman bagi penjahat berduit. Juga merupakan tempat tidur yang nyaman bagi para gelandangan karena dapat makan gratis nan bergizi. Serta tempat mengumpulkan uang dengan mudah bagi para penjahat yang sudah punya nama dan punya anak buah.
Tahanan Polwiltabes Bandung di bagi dua yaitu sel tahanan khusus pria dan sel tahanan khusus wanita. Sel tahanan pria terdiri dari 7 kamar, gudang, aula, kamar mandi terbuka dan 2 wc. Banyak cerita horor di kamar gudang dimana dulu ada tahanan yang bunuh diri.
Jumlah penghuninya sekitar 50 an orang tahanan dari berbagai latar kasus. Dipimpin oleh seorang RT yang dibantu oleh sayap-sayapnya. Tugas RT adalah mengkondisikan tahanan agar aman. RT biasanya dijabat oleh preman yang sudah berulang kali masuk bui. Rt di tahanan hidupnya enak bak raja. Mereka meminta uang kondisian kepada setiap tahanan baru dengan nominal jutaan. Uangnya buat bayar keamanan pada polisi yang jaga agar diberi kelonggaran. Sisanya masuk kontong sendiri. RT dan kawan kawan tidak akan segan segan memukuli tahanan yang tidak mau membayar uang kondisian. Kecuali para residivis biasanya tidak dimintai kondisian.
Di penjara tahanan paling hina adalah tahanan dengan kasus pemerkosaan atau sodomi. Biasanya bakal digulung habis-habisan oleh para tahanan lain. Selama saya ditahanan polres ada 4 tahanan yang mendapat siksa paling berat yaitu Asep sampe dia memperkosa anak sendiri sampai hamil, Abray dia menyodomi anak kecil, Erwin orang chinese yang iseng neror bom masjid bandung dan Agus dia mencabuli seorang ibu dan dua anaknya. Berbagai macam siksaan selama hampir seminggu mereka rasakan dan berhenti sampai mereka bayar kondisian. Mulai dari dipukuli, diinjak-injak sampai disuruh mansturbasi pakai balsem. Saya juga disuruh ikut membalsem salah satu dari mereka yaitu Kang Asep. Daripada saya yang akan dibalsem kalo menolak.
Tahanan Polrestabes Bandung di jaga oleh tiga regu polisi dengan Danru Pak R**** si baik, Pak D**** si jahat dan Pak J**** si gila. Tiap danru punya karakter masing masing. Paling enak regu pak rahmat karena dia paling bijak dan tidak neko-neko. Terus regunya pak Juha yang paling riweuh atau paling ribet. Karena dia polisi usil dan konyol. Terakhir regunya pak dadang paling serem karena dia sadis dan suka menyiksa napi. Apalagi kalo setoran dikit pasti ada napi berulah dikit langsung bakal dihajar habis-habisan. Sementara polisi lain jarang yang main tangan. Jika setoran yang terkenal dengan istilah "86" kurang maka listrik dicabut sehingga tidak ada air panas buat para tahanan.
Sehari kami dapat jatah 3 kali makan. Nasi bungkus sangat layak makan yang sering disebut nasi cadong. Dengan menu sayur dan lauk yang berganti-ganti tiap harinya. Sementara minumnya kami patungan beli air mineral galon. Sementara kalo pingin makan enak ada Pak Rade yang tiap hari masuk menjajakan jualan. Kami biasanya titip beli mie, kopi, gorengan dan lain-lain pada pak rade.
Rutinitas sehari-hari di tahanan sangat membosankan, apalagi status kita yang belum jelas makin membuat hari-hari jadi tidak tenang. Shalat berjamaah yang imamnya bergantian. Meski saat sholat banyak yang bercanda. Bermain catur, bermain kartu bersama teman seperjuangan dan sepenanggungan. Saya yang lumayan jago main catur ternyata tidak ada apa-apanya dibanding mereka. Seperti si wendi yang konon bisa gendam dan hipnotis lawan main. Tapi seimbang jika main sama saya.
Hampir tiap pagi kami olahraga di aula. Lari-lari dan senam kecil dengan yel-yel:
Cangkurileng dina tembok, culang cileng hayang momok..
Cakurileng dahar bubur, culang cileng hayang kabur..hhe
Momen paling memyenangkan tentunya saat tahanan wanita berjemur. Karena ruang tahanan wanita tertutup rapat sehingga jika ingin jemur pakaian sekaligus merasakan hangatnya sinar matahari harus ke kamar mandi pria. Saat itulah para tahanan pria bisa menggoda atau sekedar bercengkerama dengan para tahanan wanita.
Selama ditahanan saya sama sekali tidak mendapat kekerasan fisik. Beruntung orang tua saya masih sangat peduli dengan saya sehingga saya dapat bayar kondisian 1,5 juta rupiah. Saya satu-satunya orang jawa disana. Sebagian besar lainnya merupakan orang sunda. Beruntung saya cepat akrab dengan para tahanan lain dan saya pikir mereka suka orang jawa dengan gaya bicara medoknya sehingga jadi hiburan tersendiri bagi mereka. Ada dua irang yang sangat akrab selama di tahanan yaitu Ryan dan Kang Deden.
Hp atau alat komunikasi lainnya merupakan barang terlarang di sana. Sehingga harus pandai-pandai menyembunyikan saat ada razia. Yang paling aman adalah digantungin bersama jemuran.
Saya termasuk tahanan yang paling lama di polres karena berkas tidak kunjung naik dipersidangan. Sudah 5 kali pergantian RT dengan gaya kepemimpinan masing-masing. Mulai pertama saya masuk RT nya Kang Heri, Boski, Modes, Mang Akew dan terakhir Bat-bat. RT paling beringas yaitu Boski. Punya badan besar, penuh tato, jago boxer dan ketua cabang geng XTC. Sehingga tiap tahanan masuk tidak pandang bulu bakal disikat dan diospek ala bui duluan.
Hari-hari selama ditahanan menjadi pengalaman yang sangat berkesan dalam hidup saya. Kadang penuh ketakutan, ketegangan saat ada kabar razia, namun juga penuh canda dan tawa bersama teman seperjuangan dan sepenanggungan. Atau ada guyonan yang keterlaluan namun hal biasa di bui yaitu namanya jurig bui dan leungit bui. Yang pernah masuk bui pasti tau apa artinya itu.. :)
Hingga tiba saatnya saya dioper ke rutan. Dan petualangan baru pun dimulai..Pengalaman 500 Hari Hidup di Penjara Kebonwaru...
Bersambung..
0 comments