Pengalaman 500 Hari Hidup di Penjara - Amazing
September 12, 2018
sepatu orthopadi
orthoshoping.com
sepatu untuk koreksi kaki pengkor/ bengkok pada balita
Ads orthoshop
sepatu orthopadi
orthoshoping.com
sepatu untuk koreksi kaki pengkor/ bengkok pada balita
Ads orthoshop
sepatu orthopadi
orthoshoping.com
sepatu untuk koreksi kaki pengkor/ bengkok pada balita
Ads orthoshop
Awalnya saya seperti terdampar di sebuah planet dari galaksi far-far away yang jaraknya ribuan tahun cahaya dari bumi. Sangat keras dan hukum rimba yang berlaku. Penghuninya berbicara dengan bahasa yang tidak saya mengerti. Disana terdapat hierarki dan saat pertama disana saya berada di rantai makanan terbawah.
Hingga saya sadari bahwa “Dia” yang membawa saya ketempat ini tidak berhenti begitu saja. Membimbing saya dengan berbagai pertolongannya. Hingga akhirnya perlahan-lahan saya bisa berada dirantai makanan atas saat saya menjadi orang kepercayaan orang nomor satu di planet tersebut. Amazing planet. Dan planet tersebut bernama BUI.
Mimpi, rasanya seperti mimpi. Nama saya Sigit Priambodo. Saya adalah seorang pria singel bergelar Sarjana Hukum dari salah satu Universitas Negeri di Purwokerto, Unsoed. Saya adalah seorang blogger dan internet marketing. Tak pernah terbayangkan sebelumnya bahwa saya akan masuk penjara. Diburu polisi, menjadi pesakitan di kursi persidangan kemudian menjalani hari-hari tak terlupakan di balik jeruji besi yang akan mengubah hidup saya untuk selama-lamanya.
Ditangkap Polisi dari Polrestabes Bandung
Baca: Kisah Pengalaman di Sel Tahanan Polrestabes Bandung
Baca: Kisah Pengalaman di Sel Tahanan Polrestabes Bandung
Kamis, 28 Agustus 2014 adalah hari yang tidak akanpernah saya lupakan. Karena mulai hari itu hidup saya akan berubah. Membuat hari-hari saya tidak akan pernah sama lagi dengan sebelumnya. Pada hari itu, Kamis sore saya digrebeg oleh Polisi dari Polrestabes Bandung yang bekerja sama dengan Polsek Kutoarjo. Mereka adalah Timsus yang dibentuk oleh Polrestabes Bandung sesuai instruksi Walikota Bandung Pak Ridwal Kamil. Tugas mereka adalah menangkap seluruh pihak-pihak yang terlibat dari tersebarnya sebuah Foto Porno di Internet dengan Judul PNS Bandung Mesum.
Sad but true. Saya ditangkap di rumah saya di Purworejo, Kec Kutoarjo karena sebagai pelaku yang ikut menyebarkan Foto PNS Bandung tersebut melalu website saya, Melissaonline.com. Saya seorang internet marketing, jual beli online, membuat website, tentu web normal untuk mendapatkan uang dari Google Adsense. Ratusan dollar perbulan dari google adsense saya hasilkan perbulan. Namun ketika ilmu pengetahuan tanpa didasari keimanan memang rentan disalahgunakan. Tanpa tau arah dan tujuan hidup saya akhirnya terjerumus di lembah hitam. Saat berada dipuncak saya mulai tamak dan rakus, ikut ikutan teman saya mulai terjun dan mengelola blog porno. Sungguh sangat memalukan memang apa yang saya lakukan selama ini. Hal ini akhirnya membuat saya harus berurusan dengan hukum.
Skandal Foto tersebut memang heboh dan membuat gaduh masyarakat Bandung khususnya dan masyarakat Indonesia umumnya. Menghiasi media cetak, media online maupun televisi. Pelaku yang belakangan diketahui bernama Rinada. Dia merupakan seorang artis dan penyanyi Bandung yang juga mantan istri Andika Peterpan dulu.
Saya benar-benar tidak menyangka, berawal dari keisengan dan hanya copy paste foto-foto vulgar seperti itu dari sebuah forum dewasa justru membuat saya menjadi satu-satunya orang yang harus merasakan dinginnya jeruji besi. Para pelaku utama maupun penyebar foto tersebut lainnya tidak ada yang ditangkap dan diproses. Saya menjadi tumbal dari kasus tersebut, bahasa Sundanya Ketiban buntut maung. Namun saya sadar bahwa saya memang sangat pantas menerimanya. Itu merupakan teguran dari Allah SWT.
Menjadi Tahanan di Polrestabes Bandung
Setelah penangkapan saya langsung dibawa ke Bandung, Jawa Barat. Itu adalah pertama kalinya saya menginjakan kaki di Bandung. Saya langsung disambut media untuk konferensi pers bersama Polisi. Saya masih seperti mimpi. Sedih, takut, dan malu semalu-malunya. Apakah saya mampu menghadapi cobaan ini. Seorang diri ditempat yang keras seperti ini. Saya sendiri belum pernah pergi ke Bandung.
Saya masih beruntung. Polisi yang menangkap saya masih berbaik hati. Saya tidak mendapat kekerasan fisik sedikitpun karena saya memang kooperatif. Kemudian saya didampingi oleh pengacara dari Posbakum yang diketuai oleh Pak Yoppi.
Setelah di BAP saya kemudian dimasukin ke sel. Sejak langkah pertama masuk sel tahanan serasa masuk ke dunia lain. Seperti domba masuk ke kandang macan. Seperti anak kucing yang ketakutan. Ngeri banget rasanya. Tahanan lain menatap saya serasa akan memangsa saya. Beberapa diantaranya menghampiri saya. Melucuti pakaian saya hingga tersisa celana kolor dan kaos. Saya dimasukin ke sel nomor 1.Total ada 8 kamar, 1 kamar mandi dan aula olahraga.
Sel no. 1 merupakan kamar untuk tahanan baru. Saat pertama masuk kamar tersebut ada dua orang lainnya dengan kasus curanmor. Penghuninya sendiri secara keseluruhan biasanya mencapai 50 orang terdiri dari pria dan wanita yang dipisahkan bloknya. Disana dipimpin oleh seorang RT yang dibantu dengan sayap-sayapnya (anak buah/ kaki tangan). Biasanya penjahat terkuat, residivis dan yang sudah punya nama di bui. Saat itu RT-nya bernama Kang Heri dengan sayap-sayap Kang Deden, Kang Amor dan Iman.
Belum sehari saya di sel, kaki tangan RT sudah langsung mengintimidasi saya. Kalau mau aman disini harus bayar uang kondisian. Sudah menjadi tradisi rupanya tiap tahanan baru akan dimintai sejumlah uang kalau tidak akan digulung alias disiksa ramai-ramai.
Beberapa hari kemudian orang tua saya datang menjenguk saya. Nangis sejadi-jadinya saat saya bertemu mereka. Untung kedua orang tua saya masih mendukung saya, menganggap ini hanya sebagi cobaan dari Allah SWT.
Tiga Setengah Bulan di Tahanan Bandung
Saya mulai berbaur dengan para penghuni sel lainnya. Saya merupakan orang Jawa satu-satunya, kebanyakan merupakan orang Sunda. Saya harus pandai beradaptasi dengan kerasnya kehidupan di bui. Saya melihat banyak kekerasan dan penyiksaan khas bui. Tahanan paling hina adalah pemerkosa. Mereka akan disiksa habis-habisan, dipukuli, disuruh onani pakai cabai dan balsem. Konon jaman dahulu tahanan berlatar belakang Polisi, Satpam dan orang China juga bakal habis digulung ramai-ramai. Tapi kini di sel khusus.
Saya orang Jawa dengan segala keluguan, keculunan dan unggah-ungguhnya kadang bertanya-tanya apakah orang Sunda suka sama orang Jawa. Karena mereka para penjahat tapi sangat welcome dan baik kepada saya. Alhamdulillah saya juga sama sekali tidak mendapat kekerasan fisik oleh sesama tahanan. Si Jawa cs aing. Begitu meraka memanggil saya. Ada dua orang yang menjadi sahabat saya disana yaitu sayap RT kang Deden dan Ryan. Ryan sendiri ditahan karena membakar hidup-hidup temannya hingga tewas. Menurut pengakuannya, dia mau disodomi sama teman cowoknya tersebut sehingga dia kalap hingga untuk membela diri dia tak sengaja membunuhnya. Dia merupakan mahasiswa Itenas. Mungkin karena kami sama-sama mahasiswa sehingga nyambung ngobrol. Meski tahanan lain mewant-wantii saya jangan gaul sama Ryan kerana dia seorang Gay dan Psikopat. (Endingnya Ryan divonis 12 tahun).. :(
Ditahanan saya tahu bahwa uang adalah raja. Saya tahu banyak pungutan-pungutan liar yang dilakukan RT seperti kondisian bukan hanya untuk diri sendiri namun untuk keamanan dan kenyamanan semua penghuni tahanan Polrestabes Bandung. Tiap hari ada jatprem ke Polisi yang jaga dengan besaran ratusan ribu rupiah per hari agar kita diberi kebebasan. Sel akan dibuka, ada air panas, alat komunikasi seperti HP juga tidak dirazia dan penjual makanan dari luar juga boleh masuk. Meski kita juga sudah dijatah nasi bungkus bui yang sering disebut Nasi Cadong 3 kali sehari. Di Polres saya termasuk yang paling lama karena hampir 4 bulan saya disana disebabkan berkas perkara saya tidak kunjung naik ke Kejaksaan Negeri Bandung.
Akhirnya Saya Masuk Rutan Kelas 1 Bandung
Setelah menunggu tanpa kejelasan akhirnya berkas perkara saya lengkap sehingga saya dilimpahkan ke Kejaksaan. Kini saya menjadi tahanan kejaksaan sehingga saya dititipkan ke Rumah Tahanan Klas 1 Bandung atau sering disebut Rutan Kebonwaru.
Sebelum dilimpah ke Kebonwaru saya mendapat cerita-cerita seram seputar Penjara Kebonwaru. Seluruh tahanan baru dari seluruh Jawa Barat yang masuk Kebonwaru akan masuk sel Karantina dulu sebelum mendapat kamar. Saya disarankan jangan masuk sel karantika dulu karena akan menderita tapi langsung naik ke blok lewat jalan tol dengan membayar sejumlah uang tertentu, diatas satu juta pastinya kepada sipir penjara. Saya pun mengikuti saran tersebut dan pada tanggal 9 Desember 2014 finaly saya berlabuh di Rutan Kebonwaru dan langsung naik kamar blok E.1.
Rutan Kebonwaru dibagi jadi beberapa blok, dengan dua blog bangunan utama masing-masing tingkat 3. Blok A merupakan blok baru yang diisi khusus tahanan baru, Blok D khusus untuk kamar tamping (Tahanan Pendamping) atau korve yaitu WBP (Warga Binaan Penjara) yang menjadi pekerja serta WBP Tipikor, Blok E khusus Tahanan atau Napi Reskrim dan terakhri Blok F khusus kasus narkoba.
Dipenjara sendiri punya kasta-kasta. Kasta terbawah merupakan napi kasus pemerkosaan dan sodomi, kasta kedua para napi reskrim maupun narkoba yang biasa-biasa saja, tidak punya power, baru masuk bui pertama kali, biasanya mereka akan jadi domba yang terus diperas, diatasnya lagi ada para residivis, kemudian para jagger yaitu penjahat yang sudah punya nama, biasanya jadi RT kamar, korve yaitu napi yang dikaryakan dan terkakhir napi-napi berduit seperti Tipikor.
Dua bulan saya berada di kamar E.1 dengan Kepala Kamar Mang Akew. Saya bagaikan domba yang terus-terusan diperas. Di kebonwaru ada iuran mingguan untuk keamanan dan kenyamanan yang disetor ke sipir dan sisanya buat foya-foya kepala kamar dan sayapnya seperti untuk mabuk-mabukan dan memakai sabu-sabu. Saya juga terheran-heran sepertinya narkoba merupakan barang yang tidak sulit didapat di bui. Semoga kini lebih ketat pak sipir dan KPR, waktu itu ada bapak-bapak satu kamar yang ikutan ngisap sabu. Bahaya banget dah.
Ada gaulan yaitu dua bungkus rokok sehari agar sel dibuka dari pagi dan sore kecuali kamar korve yang dibuka paling pagi dan dikunci paling terakhir. Kemudian ada yang namanya pasaran yaitu para sipir memasukan makanan maupun minuman ke tiap kamar dan kita mau tidak mau harus membelinya dengan harga yang sangat mahal jika dibanding diluar bui. Ada bakso, nasi kuning, nasi ayam, es kelapa dan lain-lain. Biasanya kita satu kamar membeli bergiliran.
Ada gaulan yaitu dua bungkus rokok sehari agar sel dibuka dari pagi dan sore kecuali kamar korve yang dibuka paling pagi dan dikunci paling terakhir. Kemudian ada yang namanya pasaran yaitu para sipir memasukan makanan maupun minuman ke tiap kamar dan kita mau tidak mau harus membelinya dengan harga yang sangat mahal jika dibanding diluar bui. Ada bakso, nasi kuning, nasi ayam, es kelapa dan lain-lain. Biasanya kita satu kamar membeli bergiliran.
Di blok E membuat saya frustasi dan tertekan. Tiap minggu harus minta tranfer uang ke orang tua untuk membayar mingguan sebesar 150 ribu.
Pindah ke Korve Masjid
Setelah mengalami hari-hari yang sulit di Blok E.1 pada tanggal 12 Februari 2015 Alhamdulillah saya diangkat jadi Korve Masjid. Setelah dites selama satu minggu akhirnya saya diterima dan bertugas di depan komputer seperti mengerjakan laporan bulanan. Sejak saya menjadi korve masjid semuanya berubah. Saya banyak mendapat banyak pengalaman spiritual disana. D.29, kamar korve masjid sepertinya kamar paling nyaman nan tentram di Rutan Bandung.
Selama menjadi korve masjid saya mendalami ilmu agama Islam. Saya sekamar dengan para Ustad mulai dari Indramayu sampai Garut. Mereka punya latar belakang kasus berbeda-beda mulai dari pembunuh, pemerkosa, koruptor, penipu sampai pecandu narkoba. Kami seperti satu keluarga, saling berbagi saling memberi. Teman sepenanggungan, teman seperjuangan dengan tujuan utama memakmurkan Masjid Al Hidayah, Pondok Pesantren Daarut Taubah. Di penjara Masjid merupakan tempat ternyaman. hhe
Selama jadi korve masjid saya mendapat banyak pengalaman spiritual dan merasa sangat dekat dengan Sang Pencipta. Saya bertobat nasuha dan membuat banyak janji-janji pada diri sendiri bahwa setelah keluar bui saya akan menjadi pria yang lebih kuat. Di masjid saya sering melihat pria-pria kuat, penuh tatto, bercodet bekas berkelahi yang berdoa sambil menangis bukan hanya untuk diri-sendiri tapi untuk orang-orang yang mereka tinggalkan.
Ada sentilan lucu dari tahanan lain saat saya jadi korve masjid yaitu korve masjid buka jasa tahlilan. Mulai dari paket hemat sampai paket lengkap. Memang banyak tahanan/WBP seperti tahanan tipikor yang biasanya order/ titip doa atau yasinan agar diberi kemudahan saat menjalani sidang dan divonis ringan. Hampir tiap hari kalau dikamar kami korve masjid selalu yasinan. Habis sholat magrib. Kalau yang order hanya memberi kopi sama rokok berarti paket hemat dan cepat, biasanya cuma baca surat Yasin, tapi kalo ditambah nasi bungkus atau nasi padang berarti paket lengkap ada Yasinan, tahlilan plus doa.. hehehe
Vonis 2 Tahun Penjara Subsider 3 Bulan Kurungan atau Denda 10 Juta Rupiah
Proses kasus saya terus berjalan. Setelah proses persidangan yang panjang, akhirnya sampai sidang putusan dan saya di vonis bersalah melangar Pasal 27 Ayat 1 UU ITE. Putusan Majelis Hakim ini sesuai dengan Tuntutan dari Jaksa Penuntut Umum. Pada awalnya saya diancap dengan tiga pasal yaitu UU Pornografi, UU ITE dan Pasal Pencemaran nama baik. Saya menerima putusan tersebut, saya sangat merasa bersalah sehingga hukuman tersebut sangat pantas saya dapatkan.
Seorang teman berkata: Di Indonesia maling sendal akan sengsara di penjara, sementara maling gunung emas akan jadi Anggota Dewan yang dihormati. Hukum di Indonesia memang tumpul keatas namun tajam kebawah. Selama dipenjara saya melihat, mendengar maupun merasakan sendiri betapa bobroknya penegakan hukum di Indonesia. Masih banyak oknum-oknum penegak hukum yang bermental korup dan bahkan lebih jahat daripada penjahat sekalipun. Revolusi mental!!! Namun tentu lebih banyak penegak hukum yang jujur dan anti suap. Banyak praktek permainan uang mulai dari penyidikan di kepolisian, kejaksaan, sidang di pengadilan sampai akhirnya di Rumah Tahanan atau Lembaga Pemasyarakatan. Mulai dari 86 di kepolisian agar kasus dihentikan, main uang dikejaksaan dan hakim agar tuntutan dan vonis ringan, sampai membayar ke sipir agar mendapat kemewahan di hotel prodeo.
Menjadi Korve Kepala Rutan Bandung
Tanggal 6 April 2015 sebuah keajaiban menghampiri saya. Saya dipanggil ke ruang Kepala Rutan dan ditawari untuk menjadi korve Pak Karutan yang saat itu dijabat oleh Pak Mulyadi. Saya sangat terkejut dan tidak percaya. Saya pun menerimanya. Tentu saja hal itu membuat heboh. Wah Si Jawa Koek Jadi Korve Karutan, begitu kata teman-teman. Banyak yang bertanya-tanya bagaimana bisa saya bisa jadi korve karutan karena disana memang sangat sulit untuk jadi korve pejabat rutan apalagi Karutan orang nomor satu di Rutan Bandung. Biasanya yang dapat jadi korve staff depan tahanan yang punya kenalan sipir. Saya nyemplong gara-gara membersihkan tai kucing yang mencret di masjid. Memang itu salah satu tugas saya di korve masjid. Bersih-bersih masjid saban hari.
Mulai saat itu ada guyonan, Git gara-gara kamu sekarang kalo ada tai kucing di masjid jadi rebutan buat dibersihkan. Katanya sapa tau diangkat jadi korve pejabat atau dapat berkah apa gitu..hehehe. Memang ditempat seperti bui kita akan langsung mendapat balasan apa yang kita perbuat.
Betapa beruntungnya saya, tinggal dikamar paling nyaman dan kerja ditempat paling prestisius di penjara. Sejak saat itu cerita hidup saya di penjara berubah drastis karena kini saya menjadi ajudan orang nomor 1 di sini. Meski sampai sekarang saya masih belum tahu siapa yang merekomendasikan saya ke Pak Mulyadi. Pak Mulyadi sering dipanggil PM. Sangat disegani, keras bergaya militer. Jangankan saya, sipir aja takut kalo dipanggil keruangan Pak Kepala. Pokoknya seantero penjara takut sama Pak PM..hehe.. Denger namanya aja pada merinding..hehe.. Padahal aslinya orangnya baik, lucu.. Baik banget pokoknya sama korvenya.hehe. Kalo pemimpinnya ga tegas ntar anak buah pada nyantai banget kerjaannya..hehe.. Saya jadi ikut kena imbasnya, mulai saat itu boleh dibilang titik balik saya, awal masuk tahanan kelas bawah, kini jadi tahanan kelas paling atas di Rutan Bandung.. Tapi tetep ga boleh petentang petenteng.hhehe
Mulai saat itu ada guyonan, Git gara-gara kamu sekarang kalo ada tai kucing di masjid jadi rebutan buat dibersihkan. Katanya sapa tau diangkat jadi korve pejabat atau dapat berkah apa gitu..hehehe. Memang ditempat seperti bui kita akan langsung mendapat balasan apa yang kita perbuat.
Betapa beruntungnya saya, tinggal dikamar paling nyaman dan kerja ditempat paling prestisius di penjara. Sejak saat itu cerita hidup saya di penjara berubah drastis karena kini saya menjadi ajudan orang nomor 1 di sini. Meski sampai sekarang saya masih belum tahu siapa yang merekomendasikan saya ke Pak Mulyadi. Pak Mulyadi sering dipanggil PM. Sangat disegani, keras bergaya militer. Jangankan saya, sipir aja takut kalo dipanggil keruangan Pak Kepala. Pokoknya seantero penjara takut sama Pak PM..hehe.. Denger namanya aja pada merinding..hehe.. Padahal aslinya orangnya baik, lucu.. Baik banget pokoknya sama korvenya.hehe. Kalo pemimpinnya ga tegas ntar anak buah pada nyantai banget kerjaannya..hehe.. Saya jadi ikut kena imbasnya, mulai saat itu boleh dibilang titik balik saya, awal masuk tahanan kelas bawah, kini jadi tahanan kelas paling atas di Rutan Bandung.. Tapi tetep ga boleh petentang petenteng.hhehe
Sebagai korve Karutan tentu banyak kemewahan yang saya dapat, banyak aturan bui yang tidak berlaku ke saya. Saya bisa keluar sel subuh dan pulang paling malam. Makan dan minum pun terjamin. Belum lagi jatah rokok yang selalu banyak membuat saya awalnya tidak merokok sampai sekarang menjadi perokok aktif. Kalo ke kantin pun sering tidak bayar. Si mas ga usah bayar, begitu kata pengawai kantin. Sebagai tamping karutan saya jadi akrab sama semua Polsuspas Kebonwaru terutama sipir-sipir cantik seperti Bu Cucu, Bu Tiche dan Bu Eneng..hehe
Pembasan Bersyarat
Waktu terus berlalu sampai tak terasa sudah hampir 500 hari saya dipenjara. Setelah menjalani 2 per 3 hukuman ditambah subsider 3 bulan dan dipotong remisi umum, khusus dan remisi dasawarsa pada tanggal 31 Desember 2015 saya bebas. Saya keluar menjadi manusia baru dengan embel-embel Mantan Napi. Sepanjang perjalanan naik kereta api dari stasiun Kiaracondong - Stasiun Kutoarjo saya disambut kembang api tahun baru..hehe..
Meski sudah bebas namun masa percobaan saya masih berlaku sampai 2017 nanti. Saya pun harus terus melapor ke Bapas Purwokerto. Karena saya bukan bebas murni namun karena mengikuti Program PB.
Ucapan Terimakasih dan Permohonan Maaf
Banyak suka dan duka saya alami di penjara. Banyak pelajaran hidup yang mungkin tidak akan pernah saya temui di luar penjara. Happines Only Real when Shared. Saya bertemu banyak orang-orang luar biasa yang menjadi keluarga saya dibui yang membimbing, membantu maupun melindungi saya. Terimakasih untuk kalian semua.
Terimakasih saya ucapkan buat guru ngaji saya Pak Ustad Nurjaman, Pak Ustad Mahmudin, Yogi dan paketan Geng XTC-nya dan semua keluarga besar D.29. Serta semua teman-teman korve depan seperti Tama, Tomi, Budi Gendut, Wiwid, Abdul. Semoga suatu saat kita bisa berkumpul lagi ditempat yang lebih baik dan dengan keadaan yang lebih baik pula. Aamiin.
Terimakasih saya ucapkan buat guru ngaji saya Pak Ustad Nurjaman, Pak Ustad Mahmudin, Yogi dan paketan Geng XTC-nya dan semua keluarga besar D.29. Serta semua teman-teman korve depan seperti Tama, Tomi, Budi Gendut, Wiwid, Abdul. Semoga suatu saat kita bisa berkumpul lagi ditempat yang lebih baik dan dengan keadaan yang lebih baik pula. Aamiin.
Terima kasih juga buat para petugas seperti Pak Slamet, Pak Deni, Pak Egi, Bu Yuli dan Bu Cucu serta staf-staf lainnya yang selalu membimbing saya untuk menjadi ajudan Pak PM yang baik. Meski saban hari kena damprat..hehe.. Terutama Bu Cucu yang selalu nyediain sarapan buat saya. I love you full.. :D
Terima kasih buat Pak Karutan yang sudah memberi kepercayaan besar kepada saya. Membuat hari-hari saya di penjara menjadi jauh lebih menyenangkan dari pada yang saya harapkan.
Terima kasih buat Pak Karutan yang sudah memberi kepercayaan besar kepada saya. Membuat hari-hari saya di penjara menjadi jauh lebih menyenangkan dari pada yang saya harapkan.
Tak lupa saya ucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang masih mencintai saya dengan cara menegur saya yang melenceng jauh dari kehidupan yang benar.
Kepada seluruh keluarga saya, terutama kedua orang tua saya, saya ucapkan banyak terima kasih karena masih terus mendukung saya. Saya teringat saat bapak ibu saya yang sudah tua mengunjungi saya di penjara. Jauh-jauh dari kampung halaman ke Kota Bandung dengan membawa banyak tentengan bekal untuk saya dan ketika ditanya orang saat perjalanan mau kemana, dijawab mau besuk anak saya yang lagi pesantren. Membuat hati saya teriris-iris rasanya. Terimakasih juga buat kakak dan adik saya yang terus memotivasi saya. Mas Nardi, Mbak Susi, Dede yang terus menyemangati saya. Seluruh saudara-saudara saya yang mau menjenguk saya dan mendoakan saya.
Terima kasih untuk para sahabatku Ardi, Garli, Nanang, Rizal dan Faizin yang mau meluangkan waktu dan jauh-jauh ke Bandung untuk mengunjungi saya. Dan yang terpenting dari semua ini adalah saya memohon maaf yang sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang dirugikan oleh perbuatan saya. Keluarga saya dan seluruh masayarakat desa saya yang harus menanggung malu. Mohon maaf pula kepada seluruh masyarakat Kota Bandung. Dan yang paling utama saya mohon maaf kepada korban saya, Rinada yang telah saya cemarkan nama baiknya karena keisengan saya. Meski sungguh bukan saya yang menyebarkan foto tersebut pertama kali. Hatur Nuhun.
Video Youtube Aktifitas Saya di Penjara: :)
Video Youtube Aktifitas Saya di Penjara: :)
500 hari terbaik dalam hidup saya................sejauh ini... :)
0 comments