Hama Jeruk: Kutu-Loncat-Jeruk Afrika
January 17, 2019
sepatu orthopadi
orthoshoping.com
sepatu untuk koreksi kaki pengkor/ bengkok pada balita
Ads orthoshop
sepatu orthopadi
orthoshoping.com
sepatu untuk koreksi kaki pengkor/ bengkok pada balita
Ads orthoshop
sepatu orthopadi
orthoshoping.com
sepatu untuk koreksi kaki pengkor/ bengkok pada balita
Ads orthoshop
Kutu loncat jeruk afrika merupakan hama jeruk dan vektor penyakit HLB yang disebabkan oleh Candidatus Liberibacter afrikanus di Afrika. Sejauh ini, hama ini belum dilaporkan terdapat di Indonesia, tetapi perlu diketahui sebagai langkah antisipasi mengingat HLB merupakan penyakit jeruk yang sangat merusak dan merugikan. Dalam beberapa hal, kutu loncat jeruk afrika mirip dengan kutu loncat jeruk asia, tetapi di antara keduanya juga terdapat perbedaan. Perbedaan ini perlu dikenali untuk dapat mengidentifikasi hama ini.
Nama Umum
Nama umum hama ini dalam Bahasa Inggris adalah african citrus psyllid, sedangkan nama umum dalam Bahasa Indonesia adalah kutu loncat jeruk afrika.
Nama Ilmiah Valid dan Klasifikasi
Nama umum valid kutu loncat jeruk afrika adalah Trioza erytreae (Del Guercio, 1918), sedangkan klasifikasinya adalah kerajaan: Animalia, filum: Arthropoda, kelas: Insecta, ordo: Hemiptera, famili: Triozidae, dan genus: Trioza.
Nama Ilmiah Sinonim
Nama ilmiah sinonim kutu loncat jeruk afrika adalah Aleurodes erytreae Del Guercio, 1918; Spanioza erythreae (Del Guercio, 1918); Trioza merwei Del Guercio, 1918; dan Trioza merwei Pettey, 1923.
Deskripsi Ringkas
Dewasa: Panjang 1,9-2,5 mm, lebar 0,5 mm, hijau pucat pada saat baru berubah dari nimfa, tetapi seiring dengan perkembangannya, bagian dorsal perut, antena, betis (tarsi), dan paha (tibia) berubah dari cokelat menjadi hitam. Kaki belakang lebih kokoh daripada kaki depan. Betina mempunyai organ meruncing (ovipositor) di bagian ujung perut, sedangkan jantan tidak mempunyai. Sayap dua pasang, kedua pasang tembus pandang dan tanpa bercak. Sayap depan meruncing pada bagian ujung, panjang kira-kira 3 mm. Pada saat istirahat, posisi sayap menyerupai tenda menutupi tubuh. Pada saat menghisap inang, perut terangkat pada posisi kira-kira 35 derajat terhadap garis permukaan inang. Nimfa: Terdiri atas lima instar, panjang 0,3-1,7 mm, kuning pucat, tetapi juga bisa oranye kekuningan, hijau zaitun, atau abu-abu gelap, mata merah, tubuh pipih. Telur: Panjang 0,28 mm, lebar 0,13 mm, kuning pucat sampai oranye, berbentuk silindris, diletakkan pada pucuk yang sedang tumbuh.
Kemiripan dengan Hama Lain
Kutu loncat jeruk afrika mirip dengan kutu loncat jeruk asia, tetapi dapat dibedakan dengan menggunakan karakteristik sayap dan bantalan sayap. Kutu loncat jeruk asia dewasa memiliki sayap depan yang melebar ke arah ujung dan tembusa pandang dengan bercak putih atau cokelat muda dengan pita tengah beige, sedangkan kutu loncat keruk afrika mempunyai sayap depan dengan ujung meruncing dan tembus pandang tanpa bercak. Bantalan sayap pada nimfa kutu loncat jeruk afrika lebih kecil daripada bantalan sayap pada nimfa kutu loncat jeruk asia. Kutu loncat jeruk afrika dapat dibedakan dari aphid berdasarkan atas adanya struktur tabung gelap bernama sifunkuli (siphunculi) pada aphid, tetapi tidak ada pada kutu loncat jeruk afrika. Kutu loncat jeruk asia akan meloncat bila diganggui, sedangkan aphid tidak.
Identifikasi
Identifikasi kutu loncat jeruk asia dapat dilakukan dengan melakukan pengamatan di lapangan maupun secara mikroskopis dan menggunakan hasil pengamatan untuk melakukan identifikasi dengan menggunakan layanan identifikasi dalam jaringan yang tersedia pada situs Citrus Pests.
Biologi dan Daur Hidup
Kutu loncat jeruk afrika sangat peka terhadap suhu dan tidak akan berkembang pada suhu di atas 25oC. Lama hidup 17-50 hari, betina menghasilkan 2000 butir telur selama hidupnya. Dalam setahun dapat berkembang 9-10 generasi. Telur diletakkan pada tepi daun muda. Nimfa muncul dari lubang puru menyerupai cangkir (cup-like pit) untuk menggerombol, makan, dan berkembang menjadi dewasa pada permukaan bawah daun. Kutu loncat jeruk asia menyerupai kondisi cuaca sejuk dan lembab di dataran tinggi, sedangkan kutu loncat jeruk asia menyukai kondisi cuaca lebih panas di dataran rendah.
Kisaran Tumbuhan Inang
Tumbuhan inang mencakup seluruh jenis dan kultivar jeruk, khususnya jeruk cina (termasuk tangerine), jeruk sukade, jeruk sitrun, jeruk nipis, jeruk bali, jeruk masam, jeruk manis, jruk kumkuat, dan jeruk trifoliat serta jenis-jenis tumbuhan kerabat dekat atau kerabat jauh jeruk yang meliputi daun kari (Murraya koenigii), limeberry (Triphasia trifolia), mock orange (Philadelphus spp.), orange boxwood (Severinia buxifolia), dan orange jasmine (Murraya paniculata).
Gejala Kerusakan
Daun menguning dan mengalami klorosis, pertumbuhan tunas menjadi kerdil dan ujung tunas membentuk puru. Embun madu yang dihasilkan menutupi permukaan daun dan buah, memicu pertumbuhan jamur yang menghambat fotosintesis, melemahkan tanaman, dan membuat buah menjadi kurang menarik. Kutu loncat jeruk afrika merupakan vektor penyakit HLB yang disebabkan oleh Candidatus Liberibacter afrikanus yang menyebabkan tanaman yang terinfestasi hama ini juga dapat menunjukkan gejala penyakit HLB.
Penyebaran dan Distribusi Geografis
Penyebaran dalam jarak dekat terjadi melalui pergerakan secara alami, sedangkan dalam jarak jauh terjadi dengan perantaraan angin dan perantaraan bahan pertanamaman yang meliputi anakan batang bawah dan bibit okulasi.
Kutu loncat jeruk afrika belum terdapat di laur Afrika, kecuali di pulau-pulau sekiar Afrika, Erpa di Portugal, Spanyol, dan Itali, serta Asia di Yemen dan Saudi Arabia. Distribusi geografik global hama ini menurut CABI Invasive Species Compendium disajikan pada peta di bawah ini.
Rekomendasi Pengendalian
Tindakan fitosanitari: melarang impor bahan pertanaman dari daerah atau negara yang terinfestasi kutu loncat jeruk afrika atau bila terpaksa harus dilakukan impor, bahan pertanaman yang diimpor harus difumigasi. Pengendalian budidaya: memusnahkan tumbuhan inang di luar jenis jeruk yang dibudidayakan. Pengendalian hayati: menggunakan parasitoid Tamarixia dryi asal Afrika Selatan sebagaimana berhasil dilakukan di Reunion, tetapi di Afrika Selatan sendiri, meskipun terdapat beragam predator dan parasitoid, ternyata populasi kutu loncat jeruk afrika tidak menurun secara nyata. Pengendalian kimiawi: menggunakan insektisida berbahan aktif dimethoate hanya apabila padat populasi kutu loncat jeruk afrika sangat meningkat. Agar efektif, pengendalian kutu loncat jeruk afrika perlu dilakukan berdasarkan atas pemantauan rutin dengan melibatkan seluruh petani jeruk dalam satu hamparan. Untuk itu, petani perlu diberikan informasi mengenai hama ini sehingga mampu melakukan deteksi cepat dan pemerintah setempat perlu mengembangkan sistem peringatan dini setelah menerima hasil deteksi dini dari petani dan petugas lapangan.
Catatan Penting
Kutu loncat jeruk afrika belum terdapat di Indonesia. Oleh karena itu, karantina pertanian perlu melakukan pengawasan ketat untuk mencegah masuknya hama ini ke Indonesia.
Nama Umum
Nama umum hama ini dalam Bahasa Inggris adalah african citrus psyllid, sedangkan nama umum dalam Bahasa Indonesia adalah kutu loncat jeruk afrika.
Nama Ilmiah Valid dan Klasifikasi
Nama umum valid kutu loncat jeruk afrika adalah Trioza erytreae (Del Guercio, 1918), sedangkan klasifikasinya adalah kerajaan: Animalia, filum: Arthropoda, kelas: Insecta, ordo: Hemiptera, famili: Triozidae, dan genus: Trioza.
Nama Ilmiah Sinonim
Nama ilmiah sinonim kutu loncat jeruk afrika adalah Aleurodes erytreae Del Guercio, 1918; Spanioza erythreae (Del Guercio, 1918); Trioza merwei Del Guercio, 1918; dan Trioza merwei Pettey, 1923.
Deskripsi Ringkas
Dewasa: Panjang 1,9-2,5 mm, lebar 0,5 mm, hijau pucat pada saat baru berubah dari nimfa, tetapi seiring dengan perkembangannya, bagian dorsal perut, antena, betis (tarsi), dan paha (tibia) berubah dari cokelat menjadi hitam. Kaki belakang lebih kokoh daripada kaki depan. Betina mempunyai organ meruncing (ovipositor) di bagian ujung perut, sedangkan jantan tidak mempunyai. Sayap dua pasang, kedua pasang tembus pandang dan tanpa bercak. Sayap depan meruncing pada bagian ujung, panjang kira-kira 3 mm. Pada saat istirahat, posisi sayap menyerupai tenda menutupi tubuh. Pada saat menghisap inang, perut terangkat pada posisi kira-kira 35 derajat terhadap garis permukaan inang. Nimfa: Terdiri atas lima instar, panjang 0,3-1,7 mm, kuning pucat, tetapi juga bisa oranye kekuningan, hijau zaitun, atau abu-abu gelap, mata merah, tubuh pipih. Telur: Panjang 0,28 mm, lebar 0,13 mm, kuning pucat sampai oranye, berbentuk silindris, diletakkan pada pucuk yang sedang tumbuh.
Kutu loncat jeruk afrika mirip dengan kutu loncat jeruk asia, tetapi dapat dibedakan dengan menggunakan karakteristik sayap dan bantalan sayap. Kutu loncat jeruk asia dewasa memiliki sayap depan yang melebar ke arah ujung dan tembusa pandang dengan bercak putih atau cokelat muda dengan pita tengah beige, sedangkan kutu loncat keruk afrika mempunyai sayap depan dengan ujung meruncing dan tembus pandang tanpa bercak. Bantalan sayap pada nimfa kutu loncat jeruk afrika lebih kecil daripada bantalan sayap pada nimfa kutu loncat jeruk asia. Kutu loncat jeruk afrika dapat dibedakan dari aphid berdasarkan atas adanya struktur tabung gelap bernama sifunkuli (siphunculi) pada aphid, tetapi tidak ada pada kutu loncat jeruk afrika. Kutu loncat jeruk asia akan meloncat bila diganggui, sedangkan aphid tidak.
Identifikasi
Identifikasi kutu loncat jeruk asia dapat dilakukan dengan melakukan pengamatan di lapangan maupun secara mikroskopis dan menggunakan hasil pengamatan untuk melakukan identifikasi dengan menggunakan layanan identifikasi dalam jaringan yang tersedia pada situs Citrus Pests.
Biologi dan Daur Hidup
Kutu loncat jeruk afrika sangat peka terhadap suhu dan tidak akan berkembang pada suhu di atas 25oC. Lama hidup 17-50 hari, betina menghasilkan 2000 butir telur selama hidupnya. Dalam setahun dapat berkembang 9-10 generasi. Telur diletakkan pada tepi daun muda. Nimfa muncul dari lubang puru menyerupai cangkir (cup-like pit) untuk menggerombol, makan, dan berkembang menjadi dewasa pada permukaan bawah daun. Kutu loncat jeruk asia menyerupai kondisi cuaca sejuk dan lembab di dataran tinggi, sedangkan kutu loncat jeruk asia menyukai kondisi cuaca lebih panas di dataran rendah.
Tumbuhan inang mencakup seluruh jenis dan kultivar jeruk, khususnya jeruk cina (termasuk tangerine), jeruk sukade, jeruk sitrun, jeruk nipis, jeruk bali, jeruk masam, jeruk manis, jruk kumkuat, dan jeruk trifoliat serta jenis-jenis tumbuhan kerabat dekat atau kerabat jauh jeruk yang meliputi daun kari (Murraya koenigii), limeberry (Triphasia trifolia), mock orange (Philadelphus spp.), orange boxwood (Severinia buxifolia), dan orange jasmine (Murraya paniculata).
Gejala Kerusakan
Daun menguning dan mengalami klorosis, pertumbuhan tunas menjadi kerdil dan ujung tunas membentuk puru. Embun madu yang dihasilkan menutupi permukaan daun dan buah, memicu pertumbuhan jamur yang menghambat fotosintesis, melemahkan tanaman, dan membuat buah menjadi kurang menarik. Kutu loncat jeruk afrika merupakan vektor penyakit HLB yang disebabkan oleh Candidatus Liberibacter afrikanus yang menyebabkan tanaman yang terinfestasi hama ini juga dapat menunjukkan gejala penyakit HLB.
Penyebaran dan Distribusi Geografis
Penyebaran dalam jarak dekat terjadi melalui pergerakan secara alami, sedangkan dalam jarak jauh terjadi dengan perantaraan angin dan perantaraan bahan pertanamaman yang meliputi anakan batang bawah dan bibit okulasi.
Kutu loncat jeruk afrika belum terdapat di laur Afrika, kecuali di pulau-pulau sekiar Afrika, Erpa di Portugal, Spanyol, dan Itali, serta Asia di Yemen dan Saudi Arabia. Distribusi geografik global hama ini menurut CABI Invasive Species Compendium disajikan pada peta di bawah ini.
Rekomendasi Pengendalian
Tindakan fitosanitari: melarang impor bahan pertanaman dari daerah atau negara yang terinfestasi kutu loncat jeruk afrika atau bila terpaksa harus dilakukan impor, bahan pertanaman yang diimpor harus difumigasi. Pengendalian budidaya: memusnahkan tumbuhan inang di luar jenis jeruk yang dibudidayakan. Pengendalian hayati: menggunakan parasitoid Tamarixia dryi asal Afrika Selatan sebagaimana berhasil dilakukan di Reunion, tetapi di Afrika Selatan sendiri, meskipun terdapat beragam predator dan parasitoid, ternyata populasi kutu loncat jeruk afrika tidak menurun secara nyata. Pengendalian kimiawi: menggunakan insektisida berbahan aktif dimethoate hanya apabila padat populasi kutu loncat jeruk afrika sangat meningkat. Agar efektif, pengendalian kutu loncat jeruk afrika perlu dilakukan berdasarkan atas pemantauan rutin dengan melibatkan seluruh petani jeruk dalam satu hamparan. Untuk itu, petani perlu diberikan informasi mengenai hama ini sehingga mampu melakukan deteksi cepat dan pemerintah setempat perlu mengembangkan sistem peringatan dini setelah menerima hasil deteksi dini dari petani dan petugas lapangan.
Catatan Penting
Kutu loncat jeruk afrika belum terdapat di Indonesia. Oleh karena itu, karantina pertanian perlu melakukan pengawasan ketat untuk mencegah masuknya hama ini ke Indonesia.
0 comments