Hama Jeruk: Kutu-Pucuk-Jeruk Hitam

January 18, 2019
sepatu orthopadi orthoshoping.com sepatu untuk koreksi kaki pengkor/ bengkok pada balita arrow
Ads orthoshop info
sepatu orthopadi orthoshoping.com sepatu untuk koreksi kaki pengkor/ bengkok pada balita arrow
Ads orthoshop info

sepatu orthopadi orthoshoping.com sepatu untuk koreksi kaki pengkor/ bengkok pada balita arrow
Ads orthoshop info
Kutu pucuk jeruk hitam merupakan hama jeruk yang merusak karena selain menghasilkan embun madu yang menarik semut dan memicu pertumbuhan kapang pada permukaan daun sehingga menghalangi fotosintesis, juga merupakan vektor citrus tristeza virus (CTV), virus penyebab penyakit tristeza, salah satu penyakit mematikan pada tanaman jeruk. Kutu ini mempunyai banyak jenis tumbuhan inang, di antaranya sejumlah tumbuhan liar sebagai tempat bertahan, ketika pada tanaman jeruk dilakukan pengendalian. Oleh karena itu, hama ini perlu mendapat perhatian, selain hama penting lainnya.

Nama Umum
Nama umum hama ini dalam Bahasa Inggris adalah black citrus aphid atau camellia aphid. Dalam Bahasa Indonesia, aphid lazim disebut kutu daun, tetapi karena sebenarnya menyukai pucuk maka black citrus aphid sebaiknya disebut kutu pucuk jeruk hitam.

Nama Ilmiah Valid dan Klasifikasi
Nama ilmiah berlaku untuk aphid jeruk hitam adalah Toxoptera aurantii (Fonscolombe, 1841). Mohon diperhatikan bahwa CABI Invasive Species Compendium menggunakan nama umum csmellia untuk Toxoptera aurantii dan nama umum black citrus aphid untuk Toxoptera citricida. Nama ilmiah Toxoptera aurantii untuk kutu pucuk jeruk cokelat di sini digunakan dengan mengacu kepada nama umum yang diberikan oleh Citrus Pests dan ITIS. Klasifikasi kutu pucuk jeruk hitam menurut ITIS adalah kerajaan: Animalia, sub-kerajaan: Bilateria, infra-kerajaan: Protostomia, super-filum: Ecdysozoa, filum: Arthropoda, sub-filum: Hexapoda, kelas: Insecta, sub-kelas: Pterygota, infra-kelas: Neoptera, super-ordo: Paraneoptera, ordo: Hemiptera, sub-ordo: Sternorrhyncha, super-famili: Aphidoidea, famili: Aphididae, genus: Toxoptera, dan spesies: Toxoptera aurantii (Fonscolombe, 1841)

Nama Ilmiah Sinonim
Nama ilmiah sinonim untuk kutu pucuk jeruk hitam meliputi antara lain Aphis aurantii Boyer de Fonscolombe; Aphis camelliae Boyer de Fonscolombe; Aphis coffeae Nietner; Aphis papaveris var. buxi del Guercio; Ceylonia theaecola Buckton; Toxoptera alaterna del Guercio; Toxoptera aurantiae Koch; Toxoptera bradyi Nietner; Toxoptera camelliae Kalt; Toxoptera citrifoliae Maki; Toxoptera clematidie del Guercio; Toxoptera coffeae Nietner; Toxoptera coffeae ssp. thomensis Seabra; Toxoptera djarani van de Goot; Toxoptera tarosiphum; Toxoptera theaecola (Buckton); Toxoptera theobromae Schouteden; dan Toxoptera variegata del Guercio.

Deskripsi Ringkas
Karakteristik betina digunakan untuk identifikasi. Betina berukuran 1,1-2,0 mm, baik untuk bentuk dengan sayap (alates) maupun tanpa sayap (apterous). Bentuk tanpa sayap mengkilap, cokelat kemerahan, hitam kecoklelatan, sampai hitam, tetapi bagian dorsal perut tidak mengkilap. Bentuk dengan sayap mempunyai perut cokelat gelap sampai hitam, tetapi bagian dorsal perut tidak mengkilap. Kauda (cauda), tonjolan menyegitiga pada bagian ujung perut, berwarna gelap; pada bentuk tanpa sayap mempunyai 9-19 rambut, sedangkan pada bentuk dengan sayap mempunyai 8-19 rambut. Pada bagian perut terdapat sepasang tabung segitiga hitam mencuat di bagian ujung perut, disebut sifunkuli (siphunculi), dengan panjang hampir dua kali panjang kauda. Sayap tanpa bercak, tetapi tepi depan dari sayap depan (pterostigma) antara titik tengah dan ujung berwarna hitam. Pembuluh tengah sayap (dari arah kiri pterostigma) sangat khas karena hanya mempunyai satu cabang. Antena beruas enam dengan belang hitam putih. Daerah kepala di antara kedua antena relatif datar, tidak mempunyai tonjolan. Nimfa terdiri atas empat instar, berukuran 0,028-0,050 mm, berwarna kecokelatan. Betina melahirkan, tidak bertelur.

Kutu Pucuk Jeruk Hitam Toxoptera aurantii, A: koloni pada pucuk jeruk, B: koloni pada daun muda jeruk, C: koloni nimfa dan imago, D: imago tanpa sayap, dan E: imago dengan sayap. Sumber: A: Visual Unlimited, B: Technosciencia 14(2), C: InfluentiaPoint.com, dan E: AphID. Ukuran pada foto tidak merujuk pada skala tertentu.

Kemiripan dengan Hama Lain
Kutu pucuk jeruk hitam sangat mirip dengan kutu pucuk jeruk cokelat, Toxoptera citricida. Untuk perbandingan, gunakan kutu pucuk dewasa betina. Kutu pucuk jeruk hitam agak lebih kecil daripada kutu pucuk jeruk cokelat. Bila kutu pucuk jeruk cokelat dipencet di atas permukaan putih akan tampak noda merah, sedangkan jenis-jenis kutu pucuk lainnya dalam genus yang sama, termasuk kutu pucuk daun hitam, tidak menimbulkan noda merah. Baik bentuk dengan sayap maupun tanpa sayap dari kutu jeruk daun cokelat mempunyai lebih dari 30 rambut (setae) pada bagian kauda-nya, sedangkan kutu pucuk jeruk hitam dengan sayap mempunyai hanya 8-19 rambut, sedangkan dengan sayap mempunyai 9-19 rambut. Kutu pucuk jeruk hitam lazim terdapat bercampur dengan jenis kutu daun lainnya. Untuk membedakan kutu pucuk jeruk hitam dari kutu daun lainnya, gunakan panduan A Field Key to Citrus Aphids in Florida.

Identifikasi
Identifikasi kutu pucuk jeruk hitam dilaksanakan dengan melakukan pengamatan lapangan dilanjutkan dengan pengamatan mikroskopis. Hasil pengamatan kemudian digunakan untuk melakukan identifikasi dengan menggunakan layanan identifikasi dalam jaringan yang tersedia pada situs Citrus Pests atau menggunakan kunci identifikasi dalam jaringan yang disediakan oleh AphID.

Biologi dan Daur Hidup
Kutu pucuk jeruk hitam berkembang biak secara aseksual (parthenogenesis) sehingga populasinya meningkat dengan cepat. Daur hidupnya bergantung pada suhu, menjadi dewasa dalam 6 hari pada suhu 25oC dan dalam 20 hari pada suhu lebih rendah dari 15oC. Kutu pucuk jeruk hitam lazim dipelihara oleh semut yang melindunginya dari musuh alami untuk memperoleh embun madu. Kutu pucuk jeruk hitam dapat menghasilkan suara yang dapat terdengar, khususnya koloni besar pada saat diganggu, dengan cara menggesekkan duri-duri kecil pada betisnya (tibiae) dengan bagian sisi perutnya.

Kisaran Tumbuhan Inang
Kutu pucuk jeruk hitam mempunyai kisaran inang yang sangat luas, mencakup 190 genus dalam 80 famili yang berbeda. Beberapa jenis tumbuhan inang yang penting adalah Annona spp., apocat (Persea americana), lada (Piper nigra), Camellia spp., teh (Camellia sinensis), Cinchona spp., kopi arabika (Coffea arabica), ara (Ficus carica), nangka (Artocarpus heterophylla), Artocarpus incisa, leci (Litchi chinensis), lokuat (Eriobotrya japonica), macadamia (Macadamia integrifolia dan M. tetraphylla), mangga (Mangifera indica), dan Theobroma bicolor.

Gejala Kerusakan
Infeastasi kutu pucuk jeruk hitam dapat menghambat dan menyebabkan pertumbuhan pucuk menyimpang. Embun madu yang dihasilkan menutupi permukaan daun, memicu pertumbuhan kapang yang akan menghambat fotosintesis, sehingga menyebabkan tanaman menjadi lemah. Pada permukaan buah, menyebabkan penampilan buah menjadi kurang menarik, meskipun kutu belum pernah dilaporkan dapat merusak buah jeruk (dapat merusak buah srikaya dan sirsak). Pada pucuk yang sedang berbunga, infestasi menyebabkan bunga gugur. Kerusakan yang lebih berat terjadi karena peran kutu pucuk jeruk hitam sebagai vektor CTV, penyebab penyakit tristeza.

Penyebaran dan Distribusi Geografis
Kutu pucuk jeruk hitam menyebar secara lokal dengan cara berpindah secara aktif, terutama pada fase bersayap, dan terutama dengan bantuan semut. Penyebaran dalam jarak jauh terjadi terutama melalui bahan pertanaman (anakan batang bawah dan bibit okulasi) dan untuk jenis-jenis tanaman inang selain jeruk, juga melalui buah (sirsak, srikaya, nangka).

Distribusi geografik kutu pucuk jeruk hitam sangat luas, termasuk Indonesia. Peta distribusi geografik global kutu pucuk jeruk hitam menurut CABI Invasive Species Compendium disajikan di bawah ini dengan nama lokasi disajikan dalam tabel.



Distribusi geografis kutu pucuk jeruk hitam di Indonesia dan di Provinsi NTT disajikan pada peta di bawah ini.



Rekomendasi Pengendalian
Pengendalian secara budidaya dilakukan dengan memperhatikan keberadaan penyakit tristeza dan strain-nya. Bila stain CTV virulen sudah ada di lokasi pertanaman jeruk maka sebaiknya menanam jenis-jenis jeruk yang toleran seperti jeruk cina, jeruk bali, tangelo, dan tangor dengan menggunakan batang bawah yang tahan atau toleran. Bila terdapat strain CTV yang kurang virulen, dapat ditanam jeruk manis dan jeruk gedang, dengan memberikan perlakuan pre-inokulasi menggunakan strain CTV avirulen. Penanaman sebaiknya dilakukan dengan jarak tanam lebih dekat untuk memperoleh produksi maksimal ketika tanaman belum tua sehingga rentan terhadap CTV. Pengendalian hayati dapat dilakukan dengan menggunakan parasitoid nimfa dan imago Lysiphlebus testaceipes dan parasitoid polifag Aphidius colemani, tetapi tidak memberikan hasil yang konsisten. Pengendalian secara genetik tidak dapat dilakukan karena belum ada kultivar jeruk maupun kultivar jeruk batang bawah yang tahan terhadap kutu pucuk jeruk cokelat. Pengendalian secara kimiawi dilakukan dengan menggunakan insektidida botanik ekstrak biji nimba atau bila populasi kutu pucuk jeruk cokelat sudah sangat tinggi, dengan menggunakan insektisida kimiawi sistemik acephate imidacloprid atau acetamiprid. Pengendalian kutu pucuk jeruk cokelat sebaiknya dilakukan dengan menggunakan pendekatan terpadu, khususnya melalui pemantauan populasi secara berkala.

Catatan Penting
Aphid jeruk hitam merupakan hama penting karena perannya sebagai vektor citrus tristeza virus (CTV), penyebab penyakit tristeza, satu di antara penyakit-penyakit paling merusak pada jeruk. Meskipun merupakan vektor yang kurang efisien dibandingkan dengan kutu pucuk jeruk cokelat, kutu pucuk kapas Aphis gossypii, dan kutu pucuk spiraea Aphis spiraecola, populasi kutu pucuk jeruk hitam biasanya lebih tinggi. Selain itu juga merupakan vektor zucchini yellow mosaic virus, penyebab penyakit pada tanaman labu zukini.

You Might Also Like

0 comments

stats

Flickr Images