Penyakit Jeruk: Kanker Jeruk
January 02, 2019
sepatu orthopadi
orthoshoping.com
sepatu untuk koreksi kaki pengkor/ bengkok pada balita
Ads orthoshop
sepatu orthopadi
orthoshoping.com
sepatu untuk koreksi kaki pengkor/ bengkok pada balita
Ads orthoshop
sepatu orthopadi
orthoshoping.com
sepatu untuk koreksi kaki pengkor/ bengkok pada balita
Ads orthoshop
Kanker jeruk merupakan penyakit jeruk yang sangat merusak dan mempunyai distribusi geografis yang sangat luas, termasuk mencakup pusat-pusat produksi jeruk di Indonesia. Jenis-jenis jeruk yang rentan di Indonesia adalah jeruk purut (Citrus histryx), jeruk nipis (C. aurantifolia), dan jeruk bali (C. maxima Merr.) yang dibudidayakan di dataran rendah pada kisaran suhu 20-35°C. Namun penyakit ini juga dapat masalah pada jeruk cina (Citrus reticulata) bila di lokasi budidaya jeruk tersebut terdapat jenis-jenis jeruk yang rentan. Gejala penyakit pada buah menyebabkan tampilan buah menjadi kurang menarik sehingga dapat menurunkan harga.
Nama Penyakit
Nama penyakit ini dalam Bahasa Inggris adalah citrus canker atau asiatic citrus canker, dan dalam Bahasa Indonesia adalah kanker jeruk.
Nama Berlaku dan Klasifikasi Penyebab Penyakit
Nama berlaku penyebab penyakit kanker jeruk adalah Xanthomonas axonopodis pv. citri (Hasse) Vauterin et al. (1995). Sebelumnya, nama bakteri ini adalah Xanthomonas campestris (Pammel 1895) Dowson 1939 pv. citri. Bakteri ini terdiri atas banyak strain yang berdasarkan atas penyakit yang disebabkan pada jeruk dipilah menjadi lima kelompok sebagai berikut:
Nama Sinonim Penyebab Penyakit
Nama sinonim penyebab penyakit kanker jeruk adalah Xanthomonas campestris (Pammel 1895) Dowson 1939 pv. citri kelompok strain A. Nama ilmiah sinonim lainnya adalah Pseudomonas citri Hasse, Xanthomonas citri (Hasse) Dowson, Xanthomonas citri f.sp. aurantifoliae Namekata & Oliveira, Xanthomonas campestris pv. citri (Hasse) Dye 1978, Xanthomonas campestris pv. aurantifolii Gabriel et al., Xanthomonas citri (ex Hasse) nom. rev. Gabriel et al., dan Xanthomonas axonopodis pv. aurantifolii Vauterin et al.
Gejala dan Tanda Penyakit
Pada daun, luka mula-mula terjadi pada permukaan bawah, sebelum kemudian berkembang ke permukaan atas. Luka berukuran 2-10 mm dengan lingkaran konsentrik yang meninggi pada permukaan bawah daun. Sering kali luka dikelilingi oleh tepi berair berwarna kuning (halo kuning). Seiring dengan perkembangannya, kekasaran permukaan luka tidak dapat dirasakan saat diraba, tetapi lingkaran konsektrisnya pada permukaan bawah daun masih dapat dilihat dengan menggunakan kaca pembesar. Tepi berwarna kuning (halo kuning) juga berubah menjadi cokelat gelap atau hitam yang tidak lagi berair. Bagian tengah luka pada permukaan bawah daun menjadi bergabus dengan titik tengah menyerupai jerawat. Dalam hal adanya kerusakan, luka cenderung mengikuti kontur kerusakan sehingga tidak sirkular. Pada luka tua, jamur saprofitik berwarna putih dapat tumbuh di bagian tengah luka. Bagian tengah luka dapat gugur membentuk lubang menyerupai lubang tembak.
Pada buah, luka berukuran bervariasi, umumnya 1-10 mm, luka lebih besar menembus sampai beberapa milimeter ke dalam kulit buah, dan dapat saling menyatu satu sama lain. Luka terdiri atas lingkaran konsentris, pada beberapa jenis atau kultivar jeruk, luka meninggi dengan permukaan kasar, sedangkan pada jenis atau kultivar lainnya tidak. Bagian tengah luka akan bergabus dan meletus menyerupai jerawat yang dapat pecah memperlihatkan bagian dalam yang menyerupai gula merah. Lingkaran berwarna kuning dapat terlihat pada buah hijau, tetapi tidak terlihat ketika buah menguning. Tepi lingkaran luka dapat berair, tetapi hal ini hanya tampak pada luka berukuran kecil. Dalam hal ada kerusakan, luka mengikuti kontur kerusakan sehingga tidak konsentris. Pada luka tua, jamur saprofitik berwarna putih dapat tumbuh di bagian tengah luka. Selain pada daun dan buah, gejala juga dapat berkembang pada ranting dan cabang muda.
Gejala dan Tanda Serupa
Gejala kanker jeruk menyerupai gejala kudis jeruk (Elsinoe fawcettii) pada daun pada umumnya, daun jeruk nipis Rangpur, buah jeruk manis, serta daun dan buah jeruk sitrun. Gejala kanker jeruk juga menyerupai gejala melanose (Diaporthe citri) pada daun dan antraknose (Glomerella cingulata) pada buah.
Deskripsi Ringkas Patogen
Koloni pada media agar melingkar, cekung, berlencir, kuning berkilap, tidak dapat dibedakan secara morfologis dari koloni Xanthomonas campestris pv. campestris kelompok strain lainnya atau dari koloni Xanthomonas axonopodis pv. citrumelo. Xanthomonas axonopodis pv. citri merupakan bakteri berbentuk batang, berflagela tunggal pada salah satu ujung, aerobik, Gram-negatif, oksidase-negatif, katalase-positif, urease-negatif, hidrolisis kasein dan aeskulin positif, tidak mereduksi nitrat, membentuk asam dari arabinosa, glukosa, sakarosa, manosa, galaktosa, dan trehalosa, menghasilkan senyawa xanthomonadin. Patotipe A, B, dan C serta Xanthomonas axonopodis pv. citrumelo (patotipe E) tidak mudah dapat dibedakan berdasarkan karakteristik biokemis dan fisiologis.
Kisaran Inang
Kisaran inang Xanthomonas axonopodis pv. citri (Hasse) Vauterin et al. (1995) terbatas pada tanaman jeruk, khususnya Citrus sinensis (jeruk manis), C. paradisi (jeruk gedang), C. limon (jeruk sitrun), C. reticulata (jeruk cina), and C. aurantifolia (jeruk nipis mexico).
Ekologi dan Daur Penyakit
Infeksi patogen terjadi melalui stomata, lentisel dan luka, terutama pada jaringan-jaringan muda yang sedang dalam pertumbuhan. Penetrasi bakteri melalui lubang stomata dan luka yang ditimbulkan oleh serangga, peralatan kerja, atau hantaman pasir yang ditiup angin dibantu oleh angin dengan kelecatan ≥ 18 mph. Infeksi pada umumnya terjadi selama 6 minggu pertama pertumbuhan daun atau buah. Sejak gugurnya mahkota bunga, buah tetap rentan terhadap infeksi selama 60-90 hari untuk jeruk manis dan tangerine dan selama 120 hari untuk jeruk gedang. Setelah selang waktu tersebut, infeksi hanya menghasilkan luka berukuran kecil. Pada keadaan lembab karena adanya embun yang sangat tebal, bakteri keluar dari luka berupa lendir. Xanthomonas axonopodis pv. citri dapat bertahan dalam waktu singkat dalam tanaman dan tanah dan dalam waktu sangat lama dalam kanker-kanker pada jaringan berkayu.
Diagnosis
Diagnosis berdasarkan gejala dan tanda dapat dilakukan dengan menggunakan kunci yang disediakan pada situs Citrus Diseases. Namun untuk memastikan, dapat dilakukan uji patogenisitas dan uji molekuler sebagaimana yang diuraikan dalam EPPO Bulletin.
Penyebaran dan Distribusi Geografis
Bakteri menular dalam jarak dekat dengan perantaraan percikan air hujan, serangga, dan peralatan serta dalam jarak jauh dengan perantaraan bahan tanam dan buah. Serangan ulat peliang daun (Phylocnistis citrella) mempermudah terjadinya penetrasi pada daun.
Kanker jeruk merupakan penyakit jeruk yang mempunyai sebaran geografis yang luas, termasuk mencakup pusat-pusat produksi jeruk di Indonesia. Sampai saat ini, penyakit kanker jeruk belum ditemukan di pusat-pusat produksi jeruk di NTT, tetapi perlu dilakukan survei komprehensif untuk mendeteksi keberadaannya. Distribusi geografik global sebagaimana diberikan oleh CABI Invasive Species Compendium disajikan berikut ini.
Rekomendasi Pengendalian
Untuk pusat produksi yang belum terdapat penyakit kanker jeruk direkomendasikan untuk melakukan dekontaminasi pakaian dan peralatan pekerja. Untuk pusat produksi jeruk yang mulai terinfestasi kanker jeruk direkomendasikan untuk dilakukan pemangkasan dan penebangan pohon terinfeksi yang dilanjutkan dengan pembakaran. Untuk pusat produksi jeruk di mana kanker jeruk sudah merupakan penyakit endemik, direkomendasikan untuk melakukan penanaman tanaman penahan angin (windbreak) dan penyemprotan fungisida berbahan aktif tembaga (Cu). Selain itu juga perlu dilakukan pengendalian hama-hama yang dapat menimbulkan luka pada daun dan buah.
Catatan Penting
Penyakit kanker jeruk tidak ditularkan dengan perantaraan vektor, tetapi kerusakan daun, cabang, ranting, dan buah secara mekanik maupun oleh hama dan penyakit lain dapat membantu penularan bakteri penyebab penyakit.
Nama Penyakit
Nama penyakit ini dalam Bahasa Inggris adalah citrus canker atau asiatic citrus canker, dan dalam Bahasa Indonesia adalah kanker jeruk.
Nama Berlaku dan Klasifikasi Penyebab Penyakit
Nama berlaku penyebab penyakit kanker jeruk adalah Xanthomonas axonopodis pv. citri (Hasse) Vauterin et al. (1995). Sebelumnya, nama bakteri ini adalah Xanthomonas campestris (Pammel 1895) Dowson 1939 pv. citri. Bakteri ini terdiri atas banyak strain yang berdasarkan atas penyakit yang disebabkan pada jeruk dipilah menjadi lima kelompok sebagai berikut:
- Kelompok strain A menyebabkan kanker jeruk, strain yang paling merusak pada Citrus sinensis (jeruk manis), C. paradisi (jeruk gedang), C. limon (jeruk sitrun), C. reticulata (jeruk cina), and C. aurantifolia (jeruk nipis mexico)
- Kelompok strain B menyebabkan kankerosis B atau kanker palsu jeruk pada C. limon (lemon) dan C. aurantifolia (Mexican lime)
- Kelompok strain C menyebabkan kankerosis hanya pada C. aurantifolia (Mexican lime)
- Kelompok strain D menyebabkan bakteriosis mexico, tetapi penyakit ini belum dicirikan dengan baik
- Kelompok strain E menyebabkan bercak bakteri jeruk atau kanker bibit florida, ditemukan hanya pada tanaman muda, khususnya tanaman dengan batang bawah Swingle citrumelo (C. paradisi x Poncerus trifoliata)
Nama sinonim penyebab penyakit kanker jeruk adalah Xanthomonas campestris (Pammel 1895) Dowson 1939 pv. citri kelompok strain A. Nama ilmiah sinonim lainnya adalah Pseudomonas citri Hasse, Xanthomonas citri (Hasse) Dowson, Xanthomonas citri f.sp. aurantifoliae Namekata & Oliveira, Xanthomonas campestris pv. citri (Hasse) Dye 1978, Xanthomonas campestris pv. aurantifolii Gabriel et al., Xanthomonas citri (ex Hasse) nom. rev. Gabriel et al., dan Xanthomonas axonopodis pv. aurantifolii Vauterin et al.
Gejala dan Tanda Penyakit
Pada daun, luka mula-mula terjadi pada permukaan bawah, sebelum kemudian berkembang ke permukaan atas. Luka berukuran 2-10 mm dengan lingkaran konsentrik yang meninggi pada permukaan bawah daun. Sering kali luka dikelilingi oleh tepi berair berwarna kuning (halo kuning). Seiring dengan perkembangannya, kekasaran permukaan luka tidak dapat dirasakan saat diraba, tetapi lingkaran konsektrisnya pada permukaan bawah daun masih dapat dilihat dengan menggunakan kaca pembesar. Tepi berwarna kuning (halo kuning) juga berubah menjadi cokelat gelap atau hitam yang tidak lagi berair. Bagian tengah luka pada permukaan bawah daun menjadi bergabus dengan titik tengah menyerupai jerawat. Dalam hal adanya kerusakan, luka cenderung mengikuti kontur kerusakan sehingga tidak sirkular. Pada luka tua, jamur saprofitik berwarna putih dapat tumbuh di bagian tengah luka. Bagian tengah luka dapat gugur membentuk lubang menyerupai lubang tembak.
Gejala kanker jeruk pada daun, A: pada permukaan atas daun, B: pada permukaan bawah daun, C: lingkaran menguning di sepanjang tepi luka (halo kuning), D: basah di sepanjang tepi luka, E: pola menggabus konsentris, F: pecah di bagian tengah menyerupai jerawat, G: pada permukaan atas daun jeruk gedang, H: pada permukaan bawah daun jeruk gedang, I: gejala bersama dengan kerusakan oleh penggorok daun, dan J: gejala pada daun rusak karena angin kencang. Sumber: A: Naples Fertilizer, B: Research Gate, C-H: Citrus Diseases, dan I dan J: APS. |
Gejala kanker jeruk pada buah dan cabang, A-C: gejala pada buah, dari ringan sampai berat, D: luka pada permukaan buah hijau, E: luka pada permukaan buah kuning, F: luka dengan pusat pecah, G: gejala pada ranting, H: gejala pada cabang muda, dan I: gejala pada cabang muda dengan permukaan dikerok. Sumber: A, C-F, dan I: Citrus Diseases, B: PaDIL, G: EPPO, H: APS. |
Gejala dan Tanda Serupa
Gejala kanker jeruk menyerupai gejala kudis jeruk (Elsinoe fawcettii) pada daun pada umumnya, daun jeruk nipis Rangpur, buah jeruk manis, serta daun dan buah jeruk sitrun. Gejala kanker jeruk juga menyerupai gejala melanose (Diaporthe citri) pada daun dan antraknose (Glomerella cingulata) pada buah.
Koloni pada media agar melingkar, cekung, berlencir, kuning berkilap, tidak dapat dibedakan secara morfologis dari koloni Xanthomonas campestris pv. campestris kelompok strain lainnya atau dari koloni Xanthomonas axonopodis pv. citrumelo. Xanthomonas axonopodis pv. citri merupakan bakteri berbentuk batang, berflagela tunggal pada salah satu ujung, aerobik, Gram-negatif, oksidase-negatif, katalase-positif, urease-negatif, hidrolisis kasein dan aeskulin positif, tidak mereduksi nitrat, membentuk asam dari arabinosa, glukosa, sakarosa, manosa, galaktosa, dan trehalosa, menghasilkan senyawa xanthomonadin. Patotipe A, B, dan C serta Xanthomonas axonopodis pv. citrumelo (patotipe E) tidak mudah dapat dibedakan berdasarkan karakteristik biokemis dan fisiologis.
Bakteri Xanthomonas axonopodis pv. citri, A: koloni pada awal pertumbuhan, B: koloni pada nutien agar memperlihatkan produksi zanthomonadin berwarna kuning, dan C: mikroskopi elektron pindai (scanning electron microscopy, SEM). Sumber, A: PaDIL, B: APS, dan C: Research Gate |
Kisaran Inang
Kisaran inang Xanthomonas axonopodis pv. citri (Hasse) Vauterin et al. (1995) terbatas pada tanaman jeruk, khususnya Citrus sinensis (jeruk manis), C. paradisi (jeruk gedang), C. limon (jeruk sitrun), C. reticulata (jeruk cina), and C. aurantifolia (jeruk nipis mexico).
Ekologi dan Daur Penyakit
Infeksi patogen terjadi melalui stomata, lentisel dan luka, terutama pada jaringan-jaringan muda yang sedang dalam pertumbuhan. Penetrasi bakteri melalui lubang stomata dan luka yang ditimbulkan oleh serangga, peralatan kerja, atau hantaman pasir yang ditiup angin dibantu oleh angin dengan kelecatan ≥ 18 mph. Infeksi pada umumnya terjadi selama 6 minggu pertama pertumbuhan daun atau buah. Sejak gugurnya mahkota bunga, buah tetap rentan terhadap infeksi selama 60-90 hari untuk jeruk manis dan tangerine dan selama 120 hari untuk jeruk gedang. Setelah selang waktu tersebut, infeksi hanya menghasilkan luka berukuran kecil. Pada keadaan lembab karena adanya embun yang sangat tebal, bakteri keluar dari luka berupa lendir. Xanthomonas axonopodis pv. citri dapat bertahan dalam waktu singkat dalam tanaman dan tanah dan dalam waktu sangat lama dalam kanker-kanker pada jaringan berkayu.
Diagnosis berdasarkan gejala dan tanda dapat dilakukan dengan menggunakan kunci yang disediakan pada situs Citrus Diseases. Namun untuk memastikan, dapat dilakukan uji patogenisitas dan uji molekuler sebagaimana yang diuraikan dalam EPPO Bulletin.
Penyebaran dan Distribusi Geografis
Bakteri menular dalam jarak dekat dengan perantaraan percikan air hujan, serangga, dan peralatan serta dalam jarak jauh dengan perantaraan bahan tanam dan buah. Serangan ulat peliang daun (Phylocnistis citrella) mempermudah terjadinya penetrasi pada daun.
Kanker jeruk merupakan penyakit jeruk yang mempunyai sebaran geografis yang luas, termasuk mencakup pusat-pusat produksi jeruk di Indonesia. Sampai saat ini, penyakit kanker jeruk belum ditemukan di pusat-pusat produksi jeruk di NTT, tetapi perlu dilakukan survei komprehensif untuk mendeteksi keberadaannya. Distribusi geografik global sebagaimana diberikan oleh CABI Invasive Species Compendium disajikan berikut ini.
Rekomendasi Pengendalian
Untuk pusat produksi yang belum terdapat penyakit kanker jeruk direkomendasikan untuk melakukan dekontaminasi pakaian dan peralatan pekerja. Untuk pusat produksi jeruk yang mulai terinfestasi kanker jeruk direkomendasikan untuk dilakukan pemangkasan dan penebangan pohon terinfeksi yang dilanjutkan dengan pembakaran. Untuk pusat produksi jeruk di mana kanker jeruk sudah merupakan penyakit endemik, direkomendasikan untuk melakukan penanaman tanaman penahan angin (windbreak) dan penyemprotan fungisida berbahan aktif tembaga (Cu). Selain itu juga perlu dilakukan pengendalian hama-hama yang dapat menimbulkan luka pada daun dan buah.
Catatan Penting
Penyakit kanker jeruk tidak ditularkan dengan perantaraan vektor, tetapi kerusakan daun, cabang, ranting, dan buah secara mekanik maupun oleh hama dan penyakit lain dapat membantu penularan bakteri penyebab penyakit.
0 comments