Penyakit Jeruk: Melanose dan Busuk Pangkal-Buah Jeruk

January 15, 2019
sepatu orthopadi orthoshoping.com sepatu untuk koreksi kaki pengkor/ bengkok pada balita arrow
Ads orthoshop info
sepatu orthopadi orthoshoping.com sepatu untuk koreksi kaki pengkor/ bengkok pada balita arrow
Ads orthoshop info

sepatu orthopadi orthoshoping.com sepatu untuk koreksi kaki pengkor/ bengkok pada balita arrow
Ads orthoshop info
Melanose merupakan penyakit jeruk yang mempunyai sebaran geografik yang sangat luas, dilaporkan terdapat di semua pusat produksi jeruk dunia, termasuk pusat produksi di Indonesia. Namun penelitian mengenai penyakit ini di Indonesia belum dilakukan sehingga tidak diketahui seberapa jauh penyakit ini merugikan. Gejalanya yang mirip dengan gejala penyakit lain menyebabkan keberadaan penyakit ini tidak dapat dideteksi dengan mudah. Namun mengingat kisaran inang yang luas pada berbagai jenis tanaman jeruk maka penyakit ini patut diwaspadai.


Nama Penyakit
Nama penyakit melanose dalam Bahasa Indonesia digunakan untuk merujuk kepada penyakit yang dalam bahasa Inggris juga disebut dengan nama yang sama, melanose. Fase anamorf dari jamur penyebab penyakit ini menyebabkan penyakit yang dalam Bahasa Indonesia dikenal sebagai busuk pangkal buah dan dalam Bahasa Inggris stem-end rot.

Nama Berlaku dan Klasifikasi Penyebab Penyakit
Penyakit melanose disebabkan oleh jamur teleomorf Diaporthe citri (H.S. Fawc.) F.A. Wolf (1926), yang sebagai anamorf adalah jamur Phomopsis citri H.S. Fawc. (1912) yang merupakan penyebab busuk pangkal-buah jeruk.

Nama Sinonim Penyebab Penyakit
Nama ilmiah sinonim Diaporthe citri adalah Phomopsis californica H.S. Fawc.(1922), Phomopsis caribaea W.T. Horne,  (1922), dan Phomopsis citri H.S. Fawc.(1912)

Gejala dan Tanda Penyakit
Gejala timbul pada daun dan buah. Pada buah gejala bermula sebagai bercak coklat yang kemudian dipenuhi dengan blendok coklat kemerahan dengan permukaan terangkat membentuk pustul. Pustul baru mula-mula dikelilingi halo kuning, tetapi halo ini segera menghilang meninggalkan pustul bergabus. Pustul kecil berjumlah banyak menyebabkan permukaan daun menjadi kasar. Infeksi berat menyebabkan daun dan pucuk mengalami perubahan bentuk dan ranting mengalami mati ujung. Gejala pada daun bervariasi beragntung pada umur buah saat infeksi terjadi. Infeksi pada buah muda menimbulkan putul berukuran besar yang bila saling bertemu menghasilkan pola yang dikenal sebagai melanose kue lumpur (mudcake melanose). Infeksi pada buah yang sudah lebih tua menghasilkan putul kecil yang menyebar mengiluti aliran percikan air menghasilkan pola yang dikenal sebagai melanose bekas air mata (tear stain melanose). Bila dilakukan pengendalian dengan menggunakan fungisida berbahan aktif tembaga dapat menimbulkan gejala berpola melanose bintang (star melanose). Gejala pada buah bersifat permukaan yang menyebabkan buah berpenampilan kurang menarik.

Gejala melanose, A: gejala umum pada daun, B-C: gejala awal dan lanjut pada daun jeruk gedang, D-G: gejala berpola melanose bintang pada daun jeruk gedang, H-I gejala umum pada buah, J-K: gejala pada buah jeruk manis berpola melanose kue lumpur, dan L: gejala berpola noda air mata. Sumber: Citrus Diseases.
Bila panen terjadi pada musim hujan, fase anamorf jamur ini menyebabkan berkembangnya penyakit busuk pangkal buah (stem-end rot). Busuk bermuka dari bagian pangkal bauh ke arah dalam, pada jeruk manis dapat menyebar dengan cepat pada saat buah dalam penyimpanan selama 7-10 hari.

Busuk pangkal buah, A: perkembangan awal, B: perkembangan lanjut dengan permukaan buah bertanda pertumbuhan miselium, dan C: busuk pangkal buah pada buah dibelag. Sumber, A: ANR Repository, B dan C: viarural.
Gejala dan Tanda Serupa
Gejala melanose mirip dengan gejala kanker bakteri, kudis, dan kudis jeruk-manis

Deskripsi Ringkas Patogen
Teleomorf: askomata berupa peritesia yang mempunyai ostiola, melekat sendiri-sendiri atau dalam kelompok dalam stroma yang terdiri atas jaringan inang yang sudah mati dan miselium jamur, bundar dengan siameter 300-800 µm dengan leher ostiola menghadap ke arah luar dari jaringan inang, Askus berdinding tunggal menghasilkan askospora bening bersel dua berbentuk agak eliptik sampai seperti penggulung benang berukuran 11-16 x 3 - 5 µm.

Anamorf: menghasilkan konidia bening bersel tunggal dalam piknidia gelap berbentuk agak budar berostiola, berdiameter sampai 600 µm, tersebar atau mengelompok, tertanam tetapi kemudian di permukaan. Fialida sederhana menghasilkan dua tipe konidia, konidia alfa berbentuk penggulung benang berukuran 6-10 x 2-3 µm dan konidia beta memanjang atau melengkung atau melekuk berukuran 20-30 x 0.5-1 µm.

Kisaran Inang
Penyakit ini dapat menginfeksi semua jenis jeruk, kultivar, dan silangannya. Jenis-jenis jeruk yang mudah menderita penyakit melanose adalah jeruk nipis, jeruk sitrun, jeruk masam, jeruk besar, jeruk sukade, jeruk cina, jeruk manis, dan jeruk gedang serta silangannya.

Ekologi dan Daur Penyakit
Peran askospora jamur ini belum diketahui. Jamur ini bertahan sebagai miselium dan piknidia pada kulit batang, cabang, dan ranting mati. Saat mendapat percikan air dan suhu udara berkisar 20-24 °C, piknidia mengeluarkan massa konidia alfa dan beta berwarna putih kekuningan yang kemudian dipercikkan air ke permukaan daun dan buah. Setelah selama 10-12 jam dalam kondisi basah, konidia alfa membentuk buluh kecambah yang segera menginfeksi buah.Daun dapat terinfeksi dalam waktu sampai 2-3 minggu sejak pembentukan, sedangkan buah sejak gugurnya helai mahkota bunga sampai buah mencapai diameter 2-3 cm.

Diagnosis
Diagnosis penyakit melanose berdasarkan gejala dan tanda penyakit dapat dilakukan dengan menggunakan layanan diagnosis dalam jaringan Citrus Diseases.

Penyebaran dan Distribusi Geografis
Penyebaran dalam jarak dekat terjadi dengan perantaraan percikan air hujan dan air irigasi, sedangkan dalam jarak jauh dengan perantaraan perdagangan buah. Penyakit melanose dan busuk pangkal buah mempunyai sebaran geografis global yang luas, mencakup seluruh pusat produksi jeruk, termasuk pusat-pusat produksi jeruk di Indonesia. Peta distribusi global melanose dapat diperoleh dari EPPO Global Database.

Rekomendasi Pengendalian
Pengendalian dilakukan terutama dengan cara budidaya dan cara kimiawi. Pengendalian dengan cara budidaya dilakukan dengan melaksanakan sanitasi tanaman, sedangkan secara kimiawi dilakukan dengan menggunakan fungisida berbahan aktif tembaga.

Catatan Penting
Penyakit melanose dan busuk pangkal batang dilaporkan telah terdapat di Indonesia.

You Might Also Like

0 comments

stats

Flickr Images