Penyakit Jeruk: Bercak-Hitam Jeruk

January 09, 2019
sepatu orthopadi orthoshoping.com sepatu untuk koreksi kaki pengkor/ bengkok pada balita arrow
Ads orthoshop info
sepatu orthopadi orthoshoping.com sepatu untuk koreksi kaki pengkor/ bengkok pada balita arrow
Ads orthoshop info

sepatu orthopadi orthoshoping.com sepatu untuk koreksi kaki pengkor/ bengkok pada balita arrow
Ads orthoshop info
Penyakit bercak-hitam jeruk merupakan penyakit yang dilaporkan telah terdapat di Indonesia, tetapi distribusi geografiknya belum dipastikan. Penyakit ini menyebar dengan mudah dalam jarak jauh dengan perantaraan angin dan buah dalam perdagangan. Mengingat penyebaran dengan perantaraan buah dalam perdagangan sangat penting maka diperlukan tindakan karantina yang ketat untuk mencegah masuknya penyakit ini ke pusat-pusat produksi jeruk di mana penyakit ini belum terdapat. Selain itu perlu dilakukan deteksi lapangan sehingga bila penyakit terdapat di suatu tempat maka dapat segera dilakukan tindakan pemusnahan atau pengendalian.

Nama Penyakit
Nama penyakit bercak-hitam jeruk dalam Bahasa Indonesia digunakan untuk merujuk kepada penyakit yang dalam Bahasa Inggris disebut citrus black spot, sering disingkat CBS, tetapi dapat mengelirukan karena CBS dapat pula merupakan singkatan dari citrus bacterial canker (kanker-bakteri jeruk). Nama lain dari penyakit ini dalam Bahasa Inggris adalah hard spot (shot-hole spot), false melanose (speckled blotch), freckle spot, lacy-spot, cracked spot and virulent (spreading or galloping) spot.

Nama Berlaku dan Klasifikasi Penyebab Penyakit
Nama berlaku penyebab penyakit bercak-hitam jeruk adalah Phyllosticta citricarpa (McAlpine) Aa 1973 yang merupakan anamorf dari jamur teleomorf Guignardia citricarpa Kiely (1948). Klasifikasi jamur Phyllosticta citricarpa adalah kerajaan: Fungi, divisi: Ascomycota, sub-divisi: Pezizomycotina, kelas: Dothideomycetes, ordo: Botryosphaeriales, famili: Botryosphaeriaceae, genus: Guignardia, dan spesies: Phyllosticta citricarpa (McAlpine) Aa 1973, teleomorf: Guignardia citricarpa Kiely (1948).

Nama Sinonim Penyebab Penyakit
Nama ilmiah sinonim jamur Phyllosticta citricarpa (McAlpine) Aa 1973 adalah Phoma citricarpa McAlpine (1899), Phoma citricarpa McAlpine (1899) var. citricarpa, Phoma citricarpa var. mikan Hara (1925), dan Phyllostictina citricarpa (McAlpine) Petr. (1953)

Gejala dan Tanda Penyakit
Gejala dapat timbul pada daun, ranting, pangkal buah, dan buah. Luka baru pada daun ranting dan pangkal buah berukuran kecil, bintik kemerahan yang sedikit terangkat. Luka lebih lama juga berukuran kecil, membulat, bercak nekrotik terbenam dengan pusat berwarna abu-abu dengan cincin tepi berwarna cokelat gelap, dapat disertai dengan halo kuning. Luka pada buah menimbulkan gejala yang dibedakan menjadi enam tipe sebagai berikut:

  • Bercak mengeras (hard spot): merupakan gejala khas bercak-hitam jeruk seiring dengan menuanya buah, sering berkembang bersamaan dengan perubahan warna buah, berupa luka terbenam berdiameter 3-10 mm, berwarna merah bata dengan pusat tan sampai abu-abu dan tepi cokelat sampai hitam, dapat tetapi tidak selalu disertai dengan bintik hitam piknidia, yang dapat dilihat dengan kaca pembesar tetapi dapat dikelirukan dengan aservuli jamur Colletotrichum spp., di lapangan lazim  terbentuk pada sisi buah yang terpapar sinar matahari langsung.
  • Melanose palsu/bercak kecil tidak beraturan (false melanose/speckled blotch): bercak kecil terangkat berdiameter <1 mm dalam jumlah banyak, berwarna cokelat sampai hitam, menyatu satu sama lain seiring dengan perkembangan, tidak mempunyai bintik hitam piknidia, dapat berubah menjadi bercak mengeras pada akhir perkembangannya. 
  • Bercak kecil cokelat terang/bercak virulen dini (freckle spot/early virulent spot): merupakan gejala berat, timbul pada buah tua, sering kali setelah panen tetapi dapat terlihat mulai ketika buah masih berada di pohon, berupa bercak terbenam berdiameter 1-3 mm, dengan bintik piknidia, umumnya berwarna kemerahan dengan tepi merah gelap sampai cokelat, tetapi juga dapat berwarna abu-abu sampai tan, kecokelatan, atau tanpa warna, pada akhir musim atau dalam penyimpanan bercak ini dapat berkembang menjadi bercak virulen atau bercak mengeras.
  • Bercak virulen (virulent spot): bercak terbenam tidak beraturan yang berkembang pada buah tua pada akhir musim panen, dengan bintik piknidia sangat banyak pada kelembaban tinggi, dapat berubah menjadi berwarna cokelat atau hitam dengan tekstur menyerupai kulit yang menutupi seluruh permukaan buah, dapat masuk dalam ke daging buah, dapat menyebabkan buah gugur.
  • Bercak dekoratif (lacy spot): bercak permukaan yang timbul ketika buah masih berwarna hijau, berukuran kecil, dengan pusat berwarna kuning atau kuning gelap, tanpa tepi yang jelas, dapat menutupi bagian besar dari permukaan buah, dapat dipandang sebagai variasi melanose palsu, istilah gejala ini jarang digunakan dan hanya dilaporkan dari Amerika Selatan. 
  • Bercak pecah-pecah (cracked spot): bercak permukaan agak terangkat, berukuran bervariasi, berwarna cokelat sampai hitam dengan permukaan pecah-pecah dan tepi tidak beraturan, tanpa bintik piknidia, berasosiasi dengan kerusakan yang disebabkan oleh tungau karat, dapat berkembang bercak mengeras di bagian pusat bercak.

Gejala bercak-hitam jeruk pada buah, A: bercak mengeras, B: melanose palsu/bercak kecil tidak beraturan, C: bercak kecil cokelat terang/bercak virulen dini, D: bercak virulen, E: bercak dekoratif pada buah masih hijau, F: bercak pecah-pecah, G: tahap lanut bercak mengeras dengan pusat terbenam berwarna tan dikelilingi oleh tepi terangkat berwarna merah bata, H: gejala bercak mengeras khas bercak-hitam jeruk, biasanya berkembang ketika buah mulai menguning, I: bercak kecil cokelat terang/bercak virulen dini berwarna kemerahan tanpa halo, J: bercak pecah-pecah, foto jarak dekat, permukaan menyerupai kulit, dan K: bercak pecah-pecah, foto jarak dekat, permukaan pecah mengelupas. Foto tidak dengan skala perbesaran yang sama. Sumber: Citrus Diseases.

Gejala dan Tanda Serupa
Gejala pada daun, ranting, dan tangkai buah dapat dikacaukan dengan gejala antraknose, gejala pada buah dapat dikacaukan dengan gejala melanose, gejala kanker jeruk, dan gejala bercak alternaria. Perbandingan gejala dengan kanker jeruk dan bercak alternaria diberikan oleh UF/IFAS (dalam Bahasa Spanyol)

Deskripsi Ringkas Patogen
Guignardia citricarpa membentuk biakan berwarna cokelat gelap sampai hitam dengan pertumbuhan miselium yang tebal. Pada medium cherry decoction agar, koloni berwarna gelap dengan zona tembus cahaya melebar dan tepi bergerigi besar. Koloni dapat membentuk piknidia, tetapi bila terbentuk peritesia, biasanya merupakan peritesia yang tidak subur. Piknidia mudah ditemukan pada daun kering, juga pada ranting keing, tangkai buah, dan buah, berwarna cokelat gelap sampai hitam, berdiameter 115-190 µm, konidia berbentuk lanset terbalik sampai eliptis, berukuran lebar 5,5-7,0 µm dan panjang 8,0-10,5 µm, tembus cahaya, tanpa sekat, membengkak di bagian tengah dengan organ tambahan tanpa warna. Askomata terbentuk pada daun gugur; peritesia mengelompok tersebar, berbentuk bundar memanjang, tanpa papila, berdiameter sekitar 100-175 µm; askus berbentuk silindris, berbentuk seperti gada, berisi 8 askospora; askospora berukuran lebar 4,5-6,5 µm dan panjang 12,5-16,0 µm, tembus cahaya, tanpa sekat, membengkak di bagian tengah, mempunyai organ tambahan tanpa warna pada kedua ujung.

Jamur teleomorf Guignardia citricarpa, A-E: pewarnaan laktofenol dan  F-J: pewarnaan Giemsa, A: piknidiospora dengan organ tambahan pada bagian ujung, B:konidiofora, C: askus muda, dengan penutup musilagenus (panah), D: askus tua dengan 8 askospora (panah), E: askospora, dengan organ tambahan pada kedua ujung (panah),  F: hifa bersekat (panah tipis) dan berinti banyak (panah tebal), G: askospora berinti tunggal, H: askospora berinti dua, satu inti (panah tebal) dan inti lainnya (panah tipis), , I: piknidiospora, berinti banyak, dan J: piknidiospora, berinti tunggal (panah tipis) dan berinti banyak (panah tebal). Sumber: Genetics and Molecular Biology


Kisaran Inang
Bercak-hitam jeruk berkembang pada semua jenis dan kultivar jeruk serta silangannya, kecuali jeruk masam dan silangannya, dan jeruk sitrun, jeruk gedang, dan jeruk manis Valencia merupakan jenis dan kultivar jeruk yang paling rentan.

Ekologi dan Daur Penyakit
Infeksi dapat disebabkan oleh konidia jamur anamorf Phyllosticta citricarpa dan oleh askospora jamur teleomorf Guignardia citricarpa. Infeksi memerlukan ketersediaan inokulum dan kondisi lingkungan yang sesuai. Inokulum berupa konidia dapat berasal dari piknidia yang terbentuk pada daun yang telah gugur atau pada ranting mati di pohon. Konidia tidak terbawa angin, melainkan terbawa air hujan, tetesan embun, atau percikan air irigasi semprot, merupakan sumber inokulum penting di daerah dengan curah hujan tinggi atau di dataran tinggi. Inokulum berupa askospora berasal dari daun yang telah gugur, merupakan inokulum sangat penting yang dapat menyebabkan hampir seluruh infeksi, terlepas dari daun atau ranting kering ketika dibasahi oleh embun, hujan, atau irigasi, terbawa angin dalam jarak sangat jauh. Infeksi pada buah terjadi sejak pembentukan sampai 5-6 bulan kemudian, berada dalam keadaan laten sampai buah benar-benar siap panen, ketika jamur tumbuh dan berkembang di dalam juring buah bergantung pada intensinas sinar matahari, suhu, kekeringan, dan kebugaran pohon.

Diagnosis
Diagnosis penyakit di lapangan dapat dilakukan dengan menggunakan layanan identifikasi dalam jaringan Citrus Diseases. Untuk memastikan, perlu dilakukan isolasi dengan menginkubasikan potongan daun terinfeksi yang telah didisinfeksi permukaan dalam cawan petri yang telah diisi media agar tipis. Potongan media dengan koloni jamur kemudian diambil untuk uji patogenisitas pada buah jeruk.

Isolasi dan Inokulasi buah jeruk dengan jamur busuk-hitam jeruk: A: isolasi jamur dengan menginkubasikan potongan daun terinfeksi pada media agar dalam cawan petri, koloni jamur dalam cawan petri setelah 21 hari, C: melukai permukaan buah jeruk, D: menempelkan potongan koloni jamur pada titik luka, E: potongan koloni ditutup dengan kapas dan direkatkan dengan pita berperekat, dan F: gejala bercak-hitam jeruk pada permukaan buah yang diinokulasi. Sumber: ResearchGate
Penyebaran dan Distribusi Geografis
Jamur menyebar dalam jarak dekat dalam bentuk konidia dengan perantaraan air dan dalam jarak jauh dalam bentuk askospora dengan perantaraan angin. Jamur juga dapat menyebar dalam jarak jauh dengan perantaraan buah yang diperdagangkan antar negara.

Jamur Guignardia citricarpa mempunyai distribusi geografik global dan dilaporkan telah terdapat di Indonesia. Peta distribusi geografik global jamur Guignardia citricarpa dapat diperoleh dari EPPO Global Database dan peta menurut CABI Invasive Species Compendium disajikan berikut ini.

Rekomendasi Pengendalian
Tindakan perlindungan tanaman dari ancaman bercak-hitam jeruk dapat diperoleh dari Florida Citrus Pest Management Guide dari UF/IFAS. Mengingat jamur dapat menyebar dengan perantraan buah dalam perdagangan antar negara maka perlindungan tanaman melalui tindakan pencegahan masuk oleh instansi karantina tumbuhan menjadi sangat penting. Di lokasi di mana bercak-hitam jeruk sudah terdapat, perlu dilakukan pengendalian dengan menggunakan cara budidaya dan cara kimiawi menggunakan fungisida. Pengendalian budidaya dilakukan dengan melaksanakan sanitasi tanaman dengan pengumpulan dan pembaran daun gugur dari pohon sakit, pemangkasan ranting dan cabang mati dengan menggunakan peralatan yang telah didesinfeksi, dan membakar ranting dan cabang setelah pemangkasan. Pengendalian dengan menggunakan fungisida, khususnya fungisida berbahan aktif tembaga.

Catatan Penting
Bercak-hitam jeruk dilaporkan telah terdapat di Indonesia, tetapi distrubusi geografisnya belum dipastikan.

You Might Also Like

0 comments

stats

Flickr Images