Alasan Mantan Napi Sering Keluar Masuk Bui
September 12, 2018
sepatu orthopadi
orthoshoping.com
sepatu untuk koreksi kaki pengkor/ bengkok pada balita
Ads orthoshop
sepatu orthopadi
orthoshoping.com
sepatu untuk koreksi kaki pengkor/ bengkok pada balita
Ads orthoshop
sepatu orthopadi
orthoshoping.com
sepatu untuk koreksi kaki pengkor/ bengkok pada balita
Ads orthoshop
Di dunia ini ada tiga macam orang yaitu: Pertama orang yang belum pernah masuk penjara. Kedua orang yang pernah masuk penjara kemudian memperbaiki kesalahannya. Ketiga orang yang masuk penjara namun terus mengulangi kesalahannya.
Penjara merupakan institusi yang diharapkan berperan untuk melakukan transformasi seorang kriminal menjadi warga negara yang baik. Namun ternyata banyak narapidana melakukan kejahatan kembali setelah keluar dari penjara. Bahkan tidak jarang penjara berfungsi menambah ilmu kejahatan bagi para narapidana. Penjara merupakan “sekolah” bagi napi yang disebut Warga Binaan Penjara sehingga mantan narapidana menjadi pribadi-pribadi baru yang lebih bertanggungjawab. Konseling, pendidikan mental spiritual (agama), pendidikan formal, dan ketrampilan diberikan negara kepada para narapidana.
Namun mengapa banyak mantan napi yang kembali terjerumus ke dalam bui? Menjadi penjahat kambuhan dan melakukan tindak kriminal yang sama?
Namun mengapa banyak mantan napi yang kembali terjerumus ke dalam bui? Menjadi penjahat kambuhan dan melakukan tindak kriminal yang sama?
Bahkan di negara Amerika Serikat, menurut laporan 2014 Burear of Justice Statistics, 77 persen dari tahanan yang dibebaskan ditangkap kembali karena kejahatan baru dalam lima tahun.
Tentu banyak alasan mengapa seseorang bisa menjadi residivis yang hobinya keluar masuk bui sepanjang hidupnya. Berdasarkan pengalaman saya yang sempat ngobrol dengan para napi resi, ada beberapa faktor penyebab:
1. Kurangnya Pendidikan dan Pelatihan
Mereka para pelaku kejahatan rata-rata berlatang pendidikan yang kurang. Tidak punya keterampilan dan keahlian yang memadai. Pemerintah sebenarnya telah menyadari hal itu, sehingga selama di lapas seorang narapidana mendapatkan berbagai kursus ketrampilan sebagai bekal hidup ketika keluar dari penjara. Mereka mengajarkan pengetahuan dan ketrampilan agar seorang narapidana mempunyai ketrampilan untuk berkompetisi memperebutkan lapangan pekerjaan setelah bebas.Ketrampilan beternak, pertukangan, perbengkelan, sablon, salon diberikan kepada para narapidana agar mampu mandiri secara ekonomi.
Meskipun selama di Lapas dibekali pembinaan sesuai keahlian namun tidak cukup sehingga mau tidak mau mereka mengambil jalan pintas dengan melakukan kejahatan.
Meskipun selama di Lapas dibekali pembinaan sesuai keahlian namun tidak cukup sehingga mau tidak mau mereka mengambil jalan pintas dengan melakukan kejahatan.
2. Mantan Napi Susah Cari Kerja
Seperti yang dialami oleh semua mantan napi yang baru keluar dari penjara adalah mereka kini mempunyai label mantan penjahat yang mungkin masih di cap jelek oleh warga masyarakat. Narapidana di masyarakat mempunyai label ataupun steriotipe negative. Label negatif sama artinya dengan adanya prasangka negatif terhadap mereka. Dalam kaitannya dengan penjara maka label bekas narapidana masih menghasilkan konsekuensi persepsi negatif terhadap seseorang. Seorang pengusaha akan berfikir berkali-kali untuk menerima mantan narapidana sebagai pekerjanya.
Belum lagi SKCK yang menjadi syarat mutlak bagi sebagian besar perusahaan baik negeri maupun swasta. Hal tersebut tentu membatasi karir para mantan napi. Tidak semua penjahat akan selamanya jahat.
Belum lagi SKCK yang menjadi syarat mutlak bagi sebagian besar perusahaan baik negeri maupun swasta. Hal tersebut tentu membatasi karir para mantan napi. Tidak semua penjahat akan selamanya jahat.
3. Residivis Lebih Mudah Mencari Uang di Penjara
Jaman sekarang uang adalah raja, begitu juga di bui kota- kota besar yang sekarang serba uang. Bagi yang punya uang akan hidup enak di bui, begitu sebaliknya. Bagi para residivis yang sudah sering keluar masuk bui akan lebih gampang dapat uang dibui. Semakin punya nama penjahat itu akan makin gampang dapat uang. Mereka biasanya akan jadi bos atau kepala kamar atau kaki tangannya yang kerjaannya memeras napi lain yang lemah. Seperti uang untuk keamanan, kondisian kamar, gaulan maupun pasaran. Mereka para jagger punya pengaruh besar dan anak buah yang banyak, tubuhnya besar dan penuh dengan Tatto, ditakuti oleh orang-orang.
4. Passion Mereka Ya Disitu.
Bukan Laki-laki Kalau Belum Merasakan Penjara! Itulah motto para resedivis… Semoga dengan motto tersebut bisa menambah keberanian dan nyalimu disini maupun diluar nanti…”
Saya pernah mengobrol dengan resi curanmor yang sudah rutin masuk bui. Kaki kanan dan kirinya pun sudah dilubangi pelor polisi. Lalu setelah keluar dia bilang akan kembali beroperasi. Kenapa dia masih akan melakukan curanmor? Karena dia passion dan keahliannya disitu. Bagaimana sensasinya ngembat motor dalam hitungan detik, memacu motor curian dengan kecepatan penuh menghindari kejaran massa yang membuat adrenalin naik.
Saya pernah mengobrol dengan resi curanmor yang sudah rutin masuk bui. Kaki kanan dan kirinya pun sudah dilubangi pelor polisi. Lalu setelah keluar dia bilang akan kembali beroperasi. Kenapa dia masih akan melakukan curanmor? Karena dia passion dan keahliannya disitu. Bagaimana sensasinya ngembat motor dalam hitungan detik, memacu motor curian dengan kecepatan penuh menghindari kejaran massa yang membuat adrenalin naik.
5. Kenal Banyak Penjahat
Penjara tempat berkumpulnya berbagai macam penjahat. Mereka saling bersosialisasi dan saling berbagi pengalaman sehingga tak heran banyak napi amatiran setelah keluar bui malah jadi penjahat lebih profesional. Terakhir saya diberi kabar bahwa temen saya kembali masuk bui. Dulu kasus penipuan sekarang kasus narkoba jadi pengedar.
”Merendahkan harga diri dan meruntuhkan moral narapidana adalah cara terburuk untuk mempersiapkan mereka menghadapi dunia luar.”—SEBUAH TAJUK RENCANA DI THE ATLANTA CONSTITUTION.
”Merendahkan harga diri dan meruntuhkan moral narapidana adalah cara terburuk untuk mempersiapkan mereka menghadapi dunia luar.”—SEBUAH TAJUK RENCANA DI THE ATLANTA CONSTITUTION.
0 comments